Dari masa ke masa, tradisi ini terus dilestarikan, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Kabupaten Jepara.
“Larungan ini bukan sekadar simbol, tetapi juga merupakan filosofi maritim masyarakat Jepara,” jelas Bupati Jepara yang akrab disapa Mas Wiwit.
“Laut adalah sahabat, laut bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dihormati dan dijaga. Inilah bentuk sedekah laut, bentuk silaturahmi, dan wujud nyata rasa syukur masyarakat Jepara.” sambungnya.
“Jepara, dengan lautnya yang kaya dan budayanya yang kuat, kembali membuktikan bahwa warisan leluhur bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk dirayakan, dilestarikan bersama. Di tengah arus modernisasi, Lomban adalah pengingat bahwa identitas dan rasa syukur adalah dua hal yang tak boleh hilang dari jati diri bangsa,” ujarnya.
Editor : Redaktur Buliran