BuliranNews, JAKARTA - Saat masyarakat mulai lemas dan menjerit karena pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, ditambah penyekatan yang masih belum berhenti dalam bentuk PPKM, elit politik justru menebar senyum indah dan wajah sumringah melalui ratusan bahkan ribuan baliho yang mereka tebar di seluruh Indonesia.Meski banyak yang mengkritik, namun bagaikan pepatah, "anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu" baliho-baliho itu bukannya makin berkurang jumlahnya, namun justru semakin banyak. Dan para petinggi partai bagaikan mendapat ruang buat tebar pesona jelang Pilpres 2024.
Meskipun saat ini, ada empat nama yang digadang-gadang bersaing di Pilpres 2024 melalui sejumlah baliho, sebut saja Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian yang juga ketua umum Partai Golkar, Agus Harimurti Yudhoyono, ketua umum Partai Demokrat, Puan Maharani, ketua DPP PDI Perjuangan yang juga aketua DPR dan Muhaimin Iskandar, ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga wakil ketua DPR, namun yang mendapat sosortan paling banyak adalah baliho Puan Maharani dan Muhaimin Iskandar.Kenapa baliho keduanya yang mendapat porsi lebih banyak? Karena kesehariannya, kedua tokoh ini adalah pimpinan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI). Jika Puan sebagai ketua, maka Muhaimin adalah salah seorang wakil ketua.
"Dua pimpinan DPR itu justru memikirkan agenda politik 2024, ketimbang rakyat yang tengah menghadapi pandemi Covid-19. Kalau semuanya sibuk dengan urusan politik masing-masing, lalu masihkah DPR akan memikirkan nasib rakyat?" ujar peneliti Forum Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), Lucius Karus, Selasa (10/8).Puan Maharani dan Muhaimin Iskandar yang merupakan pimpinan DPR, semestinya bekerja sesuai fungsinya saat ini. Pemasangan baliho, bukanlah sebuah bentuk kerja nyata untuk rakyat, justru menunjukkan kinerja para anggota dewan yang rendah."Catatan kinerja yang tak memadai dari pimpinan DPR tersebut nampaknya akan semakin buruk ketika sejak awal mereka sudah mulai sibuk dengan urusan politik sendiri-sendiri," ujar Lucius.Di samping itu, agenda politik tersebut akan mengubah fokus dari Puan dan Muhaimin selama pandemi ini. Padahal, kontestasi untuk pemilihan umum (pemilu) 2024 dinilainya masih terlalu jauh.
"Kalau yang muncul di baliho adalah politisi, ya hampir pasti agenda politiklah yang sedang jadi misi penyebaran baliho itu," ujar Lucius. (*/rpl)
Editor : Buliran News