Sate Ulat Sagu : Menggelikan, Namun Menggoda dari Asmat

Sate Ulat Sagu : Menggelikan, Namun Menggoda dari Asmat
Sate Ulat Sagu : Menggelikan, Namun Menggoda dari Asmat

SUKU Asmat terbiasa memakan sate ulat sagu yang diolah dengan cara dibakar. Ulat sagu sendiri didapat dari batang pohon sagu yang menjadi tempat hidupnya.Batang pohon sagu yang banyak dihuni oleh ulat sagu adalah batang yang sudah membusuk. Hal ini karena ulat sagu menghisap habis nutrisi pohon sagu untuk bertahan hidup.

Masyarakat Suku Asmat mengolah kuliner ini dengan cara membungkus ulat sagu ke dalam daun nipah. Setelah itu, ditaburi dengan sagu dan dipanggang.Anda yang ingin membuat sate ulat sagu dapat mencoba resep berikut. Bahan yang perlu disiapkan yakni perasan jeruk nipis, tusuk sate, dan ulat sagu. Lalu, mulai membilas ulat sagu segar dengan air jernih.

Setelah itu, rendam dalam perasan air jeruk nipis hingga badan ulat terbasahi oleh air jeruk. Kemudian, ambil beberapa ulat sagu untuk kemudian ditusuk dengan tusuk sate.

Bakar sate ulat menggunakan arang atau wajan panggangan. Bolak-balik sate ulatnya agar tidak gosong. Bila sudah berwarna keemasan, sate ulat sagu sudah bisa dimakan. Jika ingin lebih berasa, Anda bisa membuat sambal kecap atau saus cocol untuk dioleskan pada badan sate yang setengah matang atau dijadikan cocolan saja.Wangi dari sate ulat sagu sangat menggoda. Kala dibakar, ulat mengeluarkan cairan kuning yang membuatnya menjadi tampak besar. Rasanya menjadi sangat gurih bila dibanding mengonsumsi ulat sagu yang masih hidup.

  

Ukuran dari ulat ini sebesar ibu jari pria dewasa. Jadi Anda akan cepat merasa kenyang saat mencoba kuliner ini. Serta bila Anda agak takut memakan sate ulat ini, pisahkan badan ulat dengan kepalanya karena kepala ulat sagu terasa keras.

Cobalah untuk mencicip kuliner wajib ini meskipun harus dengan menutup mata atau menahan tangis karena memori ini akan menjadi pengalaman berharga dan sangat berkesan.***

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini