Rupiah Melemah hingga Rp17.000, Pemerintah Diminta Jangan Blunder

Kurs rupiah kembali melemah di penutupan Selasa (25/2/2025).
Kurs rupiah kembali melemah di penutupan Selasa (25/2/2025).

Buliran, Jakarta - Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah menyatakan melemahnya rupiah saat ini di angka Rp16.549 per dolar Amerika Serikat (AS), bukan hanya menjadi tugas Bank Indonesia (BI) untuk mengendalikannya, namun pemerintah juga seharusnya bisa bekerja sama.

"Yang bertugas menjaga rupiah sebenarnya adalah BI. Tapi faktor-faktor yang menyebabkan rupiah melemah banyak sekali. Jadi memang tidak mungkin hanya BI yang bekerja menjaga rupiah. Kerja sama pemerintah dan BI sangat dibutuhkan," tegas Piter saat dihubungi awak media di Jakarta, Senin (24/3/2025).

Ia menyatakan saat ini penting bagi pemerintah mengembalikan kepercayaan investor. Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga sempat anjlok sampai 5 persen karena berbagai kebijakan blunder yang dibuat pemerintah.

"Hal utama yang harus dilakukan (pemerintah) adalah mengembalikan kepercayaan pelaku usaha dan investor terhadap perekonomian Indonesia. Saat ini, kepercayaan itu sangat rendah, terutama karena belum adanya kebijakan pemerintah yang cukup meyakinkan, sebaliknya malah banyak yang blunder," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi dari The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho mengungkapkan ada kemungkinan rupiah melemah menyentuh angka Rp17.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Dia mengatakan kalau rupiah melemah di level Rp20.000 sangat kecil terjadi. Namun, bisa terjadi jika ada goncangan besar seperti krisis ekonomi.

"Tapi saya rasa yang lebih memungkinkan itu untuk tembus di level Rp17.000 ini sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat kalau tidak ada kebijakan yang mampu memulihkan kepercayaan pasar terhadap rupiah dan tentunya terhadap para pengelolaan ekonomi secara nasional," ujar Andry, Senin (24/3/2025).

Andry menyoroti turunnya IHSG belakangan ini memicu kekhawatiran pelaku pasar. Akibatnya banyak investor asing yang kabur dari pasar, menandakan ekonomi Indonesia yang tidak baik-baik saja.

Andry pun mendorong agar Presiden Prabowo segera melakukan perbaikan dan berkoordinasi dengan menteri terkait mengenai permasalahan ekonomi yang bisa mengguncang nilai rupiah.

"Saya berharap agar presiden dan jajarannya tidak tone deaf atau tidak seolah olah tuli, tidak mendengar bahwa yang saat ini terjadi ini benar-benar kondisi yang sangat-sangat mendesak untuk diperbaiki, kondisi yang sangat-sangat mengkhawatirkan dan seharusnya presiden langsung mengkonsolidasikan kebijakan dengan menteri-menteri," pungkasnya. (Ic/Red)

Editor : Redaktur Buliran