Buliran, Saumlaki - Elias Jakonias Masela atau yang akrab disapa Jems Masela adalah seorang aktivis yang mencurahkan perhatiannya pada masalah sosial kemasyarakatan sekaligus seorang Jurnalis di Kabupaten Kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku angkat bicara soal pemberitaan skeptis tentang dirinya dengan news theme "Dugaan Pemerasan Dandim Pulau Moa, Mabes TNI AD Pastikan Kodam, Dan Korem Monitor Perkembangan Kasus" yang diberitakan salah satu media online medio Kamis, 20/3/2025.
Pada frasa "Komandan Kodim (Dandim) 1512 Pulau Moa, Letkol Infanteri Galih Perkasa, menjadi korban dalam kasus pemerasan oleh pecatan TNI, yang bernama Elias Jems Masela. Meski perkembangan kasusnya tidak diikuti secara langsung oleh Mabes TNI-AD, mereka memastikan bahwa korem dan kodam setempat memonitor kasus tersebut".
Jems Masela dalam pernyataannya kepada media ini melalui sambungan selulernya, Kamis, 20/3/2025 mengatakan, "selama kurung waktu kurang lebih dua puluh tahun semenjak keluar dari TNI-AD, saya tidak pernah meyakinkan masyarakat manapun bahwa saya masi seorang tentara aktif, karena saya sadar diri dan tau diri bahwa saya tidak lagi aktif sebagai seorang prajurit", terang Masela.
"Setelah keluar dari TNI-AD, saya bergabung pada salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM yakni Aliansi Indonesia sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Maluku Tenggara Barat (kala itu) atau yang sekarang telah diganti nama menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar", tambah Masela.Menyikapi dugaan pemerasan yang dialamatkan padanya oleh oknum anggota TNI-AD Letkol Infanteri Galih Perkasa yang kini menjabat sebagai Dandim 1511 Pulau Moa, Jems Masela menegaskan bahwa dirinya tidak pernah dalam bentuk apapun melakukan dugaan tindak pidana pemerasan sebagaimana yang dituduhkan dan yang telah dilaporkan pada Polres Maluku Barat Daya, (MBD), jika dugaan yang dialamatkan terhadap dirinya diyakini benar, maka harus dapat dibuktikan.
Editor : Buliran News