Sunk Cost Fallacy: Belajar dari "Aku Cinta Kau dan Dia"

Sunk Cost Fallacy: Belajar dari "Aku Cinta Kau dan Dia"
Sunk Cost Fallacy: Belajar dari "Aku Cinta Kau dan Dia"
Aku

Saya ingin membahas tentang keakuan. Maksudnya adalah ego yang dimiliki oleh setiap orang. Sayangnya, ego ini sering membuat kita berpikir tidak rasional. Dengan menggunakan kata-kata "Aku", semua yang salah jadi benar. Dengan melepaskan ego, Anda bisa memiliki sudut pandang yang lebih bijak.

Kau

Selain "Aku" ada juga "Kau." Ini merujuk pada pertimbangan dari pihak lain untuk mengingatkan kita agar memisahkan hal emosional yang bisa mempengaruhi keputusan kita dengan keputusan rasional. Dengan kata lain, bertanyalah sebelum terlanjur terjebak dalam keputusan.

Dia

Jika sudah ada "Aku" dan "Kau," maka terkadang "Dia" pun bisa dilibatkan. Artinya, setiap keputusan bisa saja dibatalkan dan memilih opsi lain yang mungkin lebih bermanfaat. Cobalah bandingkan dengan alternatif lain, apakah keputusan kita masih layak dipertahankan.

Wah, saya suka sekali dengan lagu "Aku Cinta Kau dan Dia", meskipun sebenarnya lagu itu tentang perselingkuhan. Jika istrinya tahu, saya pasti dalam kesulitan besar.

Tapi, tidak apa-apa. Dalam membuat keputusan, terkadang masalah perselingkuhan harus dipertimbangkan.

Karena, jika kita terlalu loyal terhadap sebuah keputusan, maka hidup akan menjadi monoton dan kita akan mati secara perlahan-lahan. Kadang-kadang memandang ke milik tetangga, bukanlah hal yang tabu. Bukankah benar bahwa rumput tetangga tampak lebih hijau dari rumput di rumah? Tentu saja, terutama jika rumput itu sudah tua, tidak terurus, dan tidak berguna.

Kenapa tidak?

Tidak usah bilang-bilang ke istrinya ya.

**

Acek Rudy for buliran.com

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini