Sunk Cost Fallacy: Belajar dari "Aku Cinta Kau dan Dia"

Sunk Cost Fallacy: Belajar dari "Aku Cinta Kau dan Dia"
Sunk Cost Fallacy: Belajar dari "Aku Cinta Kau dan Dia"

Saya masih berharap jika si atap rumahku mau menjawab teleponku. Istriku masih berharap ia menemukan obat diet yang bisa mengembalikan keadaannya seperti dulu. Padahal, solusi yang paling cerdas dan rasional adalah mencari atap rumah baru. Sementara, istri saya cukup menghibahkan baju kesayangannya kepada Kelly.

Dua contoh sederhana ini seharusnya sudah bisa menggambarkan.

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?

Kembali kepada teori ekonomi. Di sana, disebutkan bahwa seseorang bisa terjebak dalam keputusan Sunk Cost Fallacy karena adanya bias psikologis yang membuat mereka sulit melepaskan diri dari jebakan itu.

Alasan pertama adalah Keterkecuan Mengalami Kerugian.

Istilah ini merujuk pada keadaan di mana kehilangan lebih menyakitkan daripada keuntungan.

Kemudian, ada Konflik Pikiran Kognitif (Cognitive Dissonance)

Pada dasarnya, seseorang tidak senang disalahkan atas keputusannya dan pada akhirnya ia mempertahankan keputusan yang salah karena baginya itulah yang terbaik.

Ketiga, Efek Endowment (Rasa Milik)

Ini milikku! Ada nilai sejarahnya, hasil ciptaku, warisan untuk cucuku nanti. Semua keputusan ini harus tetap dipertahankan, meskipun saya harus mengorbankan segalanya. Seperti ini, misalnya.

Dan, yang terakhir adalah optimisme yang berlebihan

Setiap manusia memiliki keyakinan bahwa ia bisa mengubah keadaan. Sayangnya, optimisme ini kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan. Apalagi jika diiringi dengan keyakinan lain bahwa keadaan akan membaik di masa depan.

Lalu, apa yang perlu dilakukan.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kesalahan yang terjadi ini disebabkan oleh adanya bias psikologis atau kecenderungan penyimpangan dalam berpikir. Oleh karena itu, cara yang paling baik untuk dilakukan adalah kembali kepada cara berpikir yang seimbang.

Tapi, bagaimana caranya?

Baiklah, tiga hal sederhana ini mungkin bisa membantu Anda untuk berpikir logis. Saya singkat dalam sebuah istilah unik yang saya pinjam dari lagu Ahmad Dhani, kesukaanku, yakni: Aku, Kau, dan Dia

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini