* Mencari dukungan dari teman atau keluarga
Tekanan untuk selalu memenuhi standar yang tidak realistis—standar yang sering kali berasal dari perbandingan dengan anak lain—akan menciptakan stres yang berlebihan. Anak-anak yang merasa harus selalu menjadi lebih baik daripada orang lain akan mengalami kecemasan yang tidak terkendali, baik itu tentang prestasi akademis, kemampuan sosial, atau bahkan penampilan fisik mereka.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecemasan yang berlebihan pada anak-anak seringkali disebabkan oleh tekanan untuk memenuhi harapan orang tua. Stres yang terus-menerus ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup anak dalam jangka pendek, tetapi juga berisiko menyebabkan gangguan mental di masa depan, seperti gangguan kecemasan atau depresi.
Kecemasan yang tinggi pada anak dapat memengaruhi kesehatan fisik mereka, seperti gangguan tidur, penurunan nafsu makan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Ketika anak merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi yang terus berubah, mereka tidak hanya kehilangan keseimbangan emosional, tetapi juga mulai mengabaikan kebutuhan fisik mereka.
3. Pembentukan Perasaan Sial Tidak Pernah Cukup Baik
Membandingkan anak dengan orang lain juga bisa membuat anak merasa tidak cukup baik. Ketika orang tua selalu menilai keberhasilan anak berdasarkan pencapaian anak lain, anak mulai merasa bahwa dirinya tidak memiliki nilai, meskipun mereka sudah berusaha keras. Anak-anak yang sering merasa gagal atau diabaikan bisa mengalami rasa rendah diri yang mendalam.
Perasaan ini semakin parah dengan penggunaan perbandingan yang terus-menerus, di mana setiap pencapaian anak dianggap biasa-biasa saja karena mereka selalu dibandingkan dengan anak lain yang lebih berhasil. Kondisi ini tidak hanya merusak harga diri anak, tetapi juga membuat mereka merasa harus selalu berkompetisi dan mengesampingkan keinginan dan kebutuhan diri mereka sendiri demi memenuhi standar orang lain.
4. Gangguan dalam Pembentukan Identitas Diri
Masa kecil merupakan waktu yang sangat penting dalam pembentukan identitas diri. Setiap anak memiliki jalannya sendiri dalam menemukan siapa diri mereka, apa yang mereka sukai, dan ke mana mereka ingin bergerak di masa depan. Namun, ketika orang tua terus-menerus membandingkan anak mereka dengan anak lain, anak merasa bahwa mereka harus mengadopsi identitas yang diinginkan orang tua, bukannya identitas yang mereka pilih sendiri.
Hal ini menyebabkan anak-anak kesulitan menemukan potensi mereka yang sebenarnya. Mereka terjebak dalam bayangan harapan orang tua dan sering kali kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi bakat atau minat mereka sendiri. Ini berisiko menciptakan ketidakpuasan jangka panjang dan kebingungan tentang tujuan hidup mereka.
Editor : Buliran News