Ternyata Begini Cara Mengusir Ribuan Kelelawar yang Puluhan Tahun Huni Omah Lowo Tanpa Menyakiti Mereka

Ternyata Begini Cara Mengusir Ribuan Kelelawar yang Puluhan Tahun Huni Omah Lowo Tanpa Menyakiti Mereka
Ternyata Begini Cara Mengusir Ribuan Kelelawar yang Puluhan Tahun Huni Omah Lowo Tanpa Menyakiti Mereka

"Omah" berarti rumah, "lowo" berarti kelelawar. Omah Lowo, secara harafiah, adalah rumah kelelawar.

Hingga kemudian, sekitar tahun 2008-an, Handianto Tjokrosaputro, pemilik Batik Keris, yang merupakan putra Gaitini, ingin memiliki kembali Omah Lowo. Tujuannya adalah menjadikan bangunan tua itu sebagai hadiah untuk ibunya.

Upaya untuk mendapatkan kembali rumah itu tidak pernah berhasil. Di antaranya karena izinnya tidak jelas, prosesnya rumit, dan lain-lain. Kemudian, Gaitini meninggal dunia pada tahun 2013, sehingga upaya untuk mendapatkan kembali rumah itu sempat terhenti.

"Terakhir Ibu Gaitini meninggal dunia, ayahku melupakan, karena ibunya tidak ada lagi," kata Andy.

Ia berharap dapat bersyukur, tidak juga tidak apa-apa. Tapi tetap diseriusi hingga akhirnya dapat pada tahun 2015," kata pria kelahiran Bandung, 1987, itu.

Tak lama berselang, rencana restorasi pun dicanangkan, tapi terhalang beberapa kendala. Mulai dari status Cagar Budaya yang dimiliki bangunan tersebut hingga beberapa kendala lainnya -- status Cagar Budaya itu sendiri juga membuat bangunan itu terlupakan selama beberapa waktu karena beberapa orang yang mengaku akan mengakuisisinya ingin mengubah bentuk bangunannya, entah untuk hotel atau bangunan lainnya.

Tapi persoalan-persoalan itu bisa dilalui oleh Batik Keris yang memang dari awal tidak ingin mengubah bentuk omah Lowo. "Dari sisi Batik Keris, kita ingin merestorasi sesuai original. Untuk meyakinkan pemerintah kota, kita mengundang para ahli sejarah untuk mempelajari dulu rumah ini, bahkan mereka sampai menelusurinya hingga ke Belanda -- karena perancang rumah ini adalah orang Belanda," cerita Andy.

Selain itu, Batik Keris juga berhasil menampilkan foto-foto lama yang menunjukkan bahwa Batik Keris adalah keturunan dari pemilik pertama Omah Lowo. Setelah satu tahun proses pengumpulan dokumen, pemerintah akhirnya memberi izin untuk perbaikan.

Sudah sejak 2016 kita mulai membersihkan secara perlahan-lahan. Kondisi bangunan sudah sangat kotor," kata Andy. "Bayangkan saja, bangunan ini ditinggalkan selama puluhan tahun, atapnya hilang, ribuan kelelawar tinggal di sini, dan kotoran kelelawar sudah menumpuk hingga beberapa puluh sentimeter.

Pertama-tama, pihak Batik Keris sudah siap mengganti seluruh lantai dan tembok Omah Lowo. Tapi setelah dibersihkan, beberapa puluh sentimeter di bawah kotoran kelelawar itu menemukan keramik kuno yang sangat indah. "Saya seperti menemukan harta karun," ujar Andy.

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini