Sebelumnya, peredam aspal digunakan untuk menyelesaikan kebutuhan kebisingan suara di mobil atau meningkatkan kenyamanan.
Sekarang banyak pengatur suara mobil yang menolak mengurangi kebisingan aspal.
Instalasi suara mobil mulai mengganti bantalan penghambat kabin jenis aluminium atau karet butil.
Apa yang membuat penggunaan peredam aspal mulai berhenti?
Ternyata ada alasan spesifik di balik tren ini, peredam aspal menjadi peredam butil karet.
"Masalah peredam aspal lebih berat dibandingkan dengan aluminium atau butyl rubber," kata Dimas.
Saya Simon Dimas, bagian dari Tim Pemasaran Support PT Audio Plus Indonesia.
Dengan ukuran yang sama, peredam aspal dapat lebih berat dua hingga tiga kali lipat dari peredam aluminium.
Berat ini akan memengaruhi prestasi serta pengendalian mobil jika dipasang di seluruh bagian.
"Dengan bobot yang lebih berat, penjepit suara bising mirip-mirip," kata Dimas.
Ya, benarlah dulu peredam aspal banyak digunakan karena kemampuannya menahan kebisingan lebih baik.
Namun, seiring perkembangan teknologi, peredam yang lebih tipis dan ringan bisa memiliki efektivitas kekedapan yang setara bahkan lebih baik.

Selain itu, masalah lain dari peredam aspal yang diyakini Dimas adalah bau yang tidak sedap.
"Peredam aspal yang sudah terpapar panas menimbulkan bau busuk karena reaksi kimia dengan unsur kimia aspal itu sendiri," kata Dimas.
Jika digunakan dalam waktu yang lama, peredam aspal dapat menyebabkan masalah jika dipasang di dalam trim pintu.

Semen yang dipakai untuk peredam aspal tidak dapat bertahan lama karena bisa lepas dan jatuh di bagian bawah trim pintu.
"Itu lengket dan lembek, hingga bisa menyebabkan power window macet," kata Dimas.
Ternyata itulah alasan mengapa, gaes, kenapa peredam aspal tidak dipakai di kabin mobil.
Baca Juga:
Editor : Buliran News