10 Mitos Tentang Kesehatan Usus yang Diluruskan Para Ahli

10 Mitos Tentang Kesehatan Usus yang Diluruskan Para Ahli
10 Mitos Tentang Kesehatan Usus yang Diluruskan Para Ahli

Topik ini kurang banyak dibicarakan. Padahal, usus memiliki peran penting dalam menjaga metabolisme tubuh. Banyak mitos yang beredar mengenai cara menjaga kesehatan usus, mulai dari kebiasaan buang air besar hingga konsumsi probiotik.

.

1. Harus Buang Air Besar Setiap Hari

Banyak orang percaya bahwa tidak buang air besar setiap hari menandakan masalah kesehatan. Namun, menurut Dr. Folasade P. May dari UCLA, frekuensi normal buang air besar berkisar antara tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu. Yang paling penting hanyalah konsistensi dan tekstur tinja, bukan jumlahnya. Jika mengalami kesulitan buang air besar, nyeri, atau perubahan drastis dalam kebiasaan buang air, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

2. Diet Menghindari Makanan Tidak Sehat Bisa Menyembuhkan Masalah Usus

Beberapa orang menghindari makanan tertentu dengan harapan dapat mengobati gangguan pencernaan. Namun, menurut ahli diet Tamara Duker Freuman, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa biji-bijian, susu, atau kacang-kacangan bersifat inflamasi bagi semua orang. Diet eliminasi yang tidak tepat dapat merugikan kesehatan usus dan menyebabkan kekurangan nutrisi.

3. Tes Sensitivitas Makanan Bisa Mengdiagnosis Alergi

Banyak perusahaan menyediakan tes sensitivitas makanan yang menjanjikan dapat mengidentifikasi makanan yang menyebabkan masalah pencernaan. Namun, menurut Kate Mintz dari UCLA Health, tidak ada bukti ilmiah yang dapat memastikan keefektifan tes ini. Diagnosis sensitivitas makanan yang akurat memerlukan evaluasi dari tenaga medis profesional, bukan hanya tes mandiri.

4. Stres Dapat Merupakan Penyebab Asam Lambung

Beberapa waktu lalu, maag dianggap sebagai akibat dari stres dan makanan pedas. Namun, penelitian menunjukkan bahwa infeksi bakteri Helicobacter pylori atau konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid adalah penyebab utama. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti perdarahan atau kanker lambung.

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini