DUNIA sepakbola, tentunya tak ada yang tak mengenal Diego Maradona. Semua tahu ia adalah salah satu pemain terhebat di masanya dan dikenang sebagai legeda abadi.Di eranya, Maradona tak ubanhnya "dewa" bagi tim-tim yang dibelanya. Ia menjadikan sesuatu yang tak mungkin menjadi nyata.
Bersama Napoli misalnya, Maradona membawa I Partenopei menggondol dua gelar Serie A selama ia bermain di sana dalam kurun waktu 1984 hingga 1991.Di Timnas Argentina, Maradona juga sosok yang paling penting di balik kesuksesan Tim Tango merebut kembali gelar juara Piala Dunia 1986 setelah edisi 1978.
Kegeniusan Maradona menempatkannya sejajar dengan legenda dunia lainnya asal Brasil, Pele.Sukses Maradona saat bermain ternyata tak menular ketika ia banting setir jadi pelatih.
Tak pernah kita dengar, Maradona sukses membawa timnya juara. Tim-tim yang pernah ditukanginya juga bukanlah tim-tim beken.Maradona baru mencuri perhatian dan menjadi sorotan dunia kala menukangi Timnas Argentina di Piala Dunia 2010. Terhitung dari 2008, Maradona mempersiapkan timnya dalam misi memenangkan kembali ajang paling bergengsi empat tahunan besutan FIFA.
Alih-alih juara, langkah La Albiceleste terhenti di perempatfinal setelah dipermak Jerman empat gol tanpa balas.Nama besar Maradona ketika jadi pemain ternyata berbanding terbalik kala ia menjadi pelatih.
Jika Maradona yang nota bene adalah seniman lapangan hijau, di sisi lain ada sejumlah pelatih yang justru sukses menangani padahal mereka bukanlah pesepakbola profesional.Dilansir Givemesport, berikut lima di antaranya yang pastinya membuat kamu terheran-heran:Andre Villas-Boas - Porto, Chelsea, Tottenham, Marseille
Andre Villas-Boas adalah contoh utama dari pepatah, "Yang penting bukan apa yang Anda ketahui, tetapi siapa yang Anda kenal."Meskipun tidak diragukan lagi bahwa Villas-Boas sangat berpengetahuan tentang sepak bola, pertemuan tak sengaja di masa remajanyalah yang membawanya ke jalan menuju kesuksesan manajerial.
Saat tumbuh besar di Porto, Villas-Boas kebetulan tinggal di blok apartemen yang sama dengan Bobby Robson, yang saat itu menjadi manajer Porto.Percakapan antara keduanya mengubah jalan hidup Villas-Boas.
Robson sangat terkesan dengan kecintaan anak muda itu terhadap permainan tersebut sehingga ia menunjuknya ke departemen kepanduan Porto.Menyadari potensinya, Robson mendorong Villas-Boas untuk mengejar lisensi kepelatihannya dan bahkan mengatur agar ia pergi ke Inggris untuk mempelajari metode pelatihan di Ipswich Town.
Editor : Buliran News