Sariamin Ismail, Sosok Perempuan Minang yang Diabadikan Google Doodle Hari Ini

Sariamin Ismail, Sosok Perempuan Minang yang Diabadikan Google Doodle Hari Ini
Sariamin Ismail, Sosok Perempuan Minang yang Diabadikan Google Doodle Hari Ini

Tulisan Sariamin yang pertama berjudul "Betapa Pentingnya Anak Perempuan Bersekolah". Karangan Sariamin ini dimuat dalam majalah pada tahun 1926.Pendidikan

Pendidikan terakhir Sariamin Ismail adalah Meisjes Normaalschool (Sekolah Guru Perempuan). Pendidikan ini dijalaninya di Padang Panjang tahun 1921—1925. Sariamin menamatkan sekolahnya pada tanggal 18 April 1925. Sebelum dia sekolah di Meisjes Normalschool Selasih sudah menamatkan pendidikan sekolah desa pada tahun 1916.Pendidikan yang diperoleh oleh Sariamin cukup tinggi dan istimewa untuk masa itu sebab pendidikan untuk wanita di masa itu masih merupakan hal langka.

Keberadaan pendidikan perempuan yang demikian itu agaknya menggerakkan hati Sariamin untuk menuliskan kondisi yang dihadapinya.Beberapa karangannya bertema pendidikan untuk perempuan, seperti "Betapa pentingnya Anak Perempuan Bersekolah"; "Tak Perlukah Ditambah Sekolah Gadis di Sumatra?"

Selain pendidikan formal di zaman pemerintahan Belanda, pada masa Jepang Selasih juga mengikuti Sekolah Tinggi Pendidikan zaman Jepang atau Jo Kien Sihan Gakko pada sekitar tahun 1943-1944 di Padang Panjang.Sariamin juga pernah mengikuti pendidikan di sekolah Samilussalam kepunyaan Ja'afar Jambek di Bukit Tinggi.

Sekolah inilah yang menjadikan Sariamin dekat dengan agama Islam dan kemudian menjadi pengurus organisasi Islam yang aktif.Karya Sariamin Ismail

Karya-karya berikut ada yang sudah diterbitkan dan ada yang belum diterbitkan.Beberapa di antara karya Sariamin Ismail atau Selasih adalah sebagai berikut:

Puisi1. Kebesaran Hari Raya (Pandji Pustaka. No. 8-9. 1933. Th. 11)

2. Kecewa (Pandji Pustaka. No. 24. 1933. Th. 11)3. Lapar (Pudjangga Bam. No. 1. 1933. Th. 1)

ProsaRoman (sudah terbit)

1. Kalau Tak Untung (Balai Pustaka. Jakarta: 1933)2. Pengaruh Keadaan (Balai Pustaka. Jakarta: 1937)

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini