Lahir sebagai budak di Hierapolis, Turki modern, Epictetus akhirnya mendapatkan kebebasannya dan menjadi salah satu filsuf Stoik yang paling terkenal.Tidak seperti Zeno, yang mengembangkan Stoicisme dalam konteks Yunani, Epictetus mengajar di Roma dan kemudian di Nikopolis, di mana ia mendirikan sekolah filsafat.
Epictetus menekankan pentingnya dikotomi kendali dalam ajaran Stoik.Dia mengajarkan bahwa kebahagiaan tergantung pada kemampuan kita untuk mengendalikan pikiran dan sikap kita terhadap peristiwa, bukan peristiwa itu sendiri.
Menurut Epictetus, kita harus menerima apa pun yang terjadi di luar kendali kita dengan ketenangan dan kebijaksanaan.Ajaran Epictetus terdokumentasi dalam dua karya utama: Discourses dan Enchiridion (Buku Pegangan).
Karya-karya ini masih banyak dicari oleh para praktisi Stoik modern karena mengandung panduan praktis untuk menjalani hidup yang lebih bijaksana dan damai.3. Seneca: Filsuf dan Negarawan Romawi
Lucius Annaeus Seneca (4 SM - 65 M), lebih dikenal sebagai Seneca, adalah seorang filsuf Stoik, negarawan, dan penulis Romawi.
Dia memainkan peran penting dalam politik Kekaisaran Romawi sebagai penasehat Kaisar Nero, meskipun hubungan mereka akhirnya berakhir dengan tragis ketika Seneca diperintahkan untuk bunuh diri.Seneca menulis banyak esai dan surat yang berfokus pada tema-tema Stoik seperti pengendalian emosi, penerimaan kematian, dan pentingnya hidup dengan kebajikan.
Pandangannya tentang kematian dan kesementaraan hidup sangat relevan bagi mereka yang berjuang dengan kecemasan dan ketakutan di era modern.Banyak orang yang menemukan ketenangan dalam ajarannya tentang penerimaan terhadap hal-hal yang tidak bisa diubah.
4. Marcus Aurelius: Kaisar Filosof
Marcus Aurelius (121-180 M) adalah seorang kaisar Romawi yang juga dikenal sebagai salah satu filsuf Stoik terbesar.Sebagai penguasa Romawi, Marcus Aurelius menghadapi banyak tantangan, termasuk perang, penyakit, dan pengkhianatan.
Editor : Buliran News