Sudahkah cukupkah kita merawat norma sosial kita?

Sudahkah cukupkah kita merawat norma sosial kita?
Sudahkah cukupkah kita merawat norma sosial kita?

Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan oleh seseorang dalam menjalani interaksi sosialnya.Untuk melangsungkan kehidupan bermasyarakat dengan baik maka setiap masyarakat hendaknya menaati dan mematuhi nilai-nilai sosial yang terdapat dalam masyarakat, pelaksanaan nilai-nilai sosial dapat disebut norma sosial.

Adanya norma sosial dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk.Pada dasarnya, norma sosial disusun agar hubungan diantara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

Imam Syafi’I mengungkapkan pendapatnya tentang pentingnya menjaga perilaku social dalam bermasyarakat. 

Ungkapan imam syafi’I tersebut adalah “Kemuliaan jiwa seseorang ada pada tiga perkara:

Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa perilaku sosial dari setiap individu adalah kunci terbentuknya norma social di suatu komunitas.Kemudian bentuk norma sosial yang berlaku di suatu komunitas adalah merupakan penentu dari tingkat kebahagiaan dari suatu komunitas itu sendiri.

Kaitan dengan kepentingan sosial, penulis mencoba merangkai ungakapan Imam Syafi'i tersebut.Yang pertama, menyembunyikan kefakiran adalah tidak menampakkan bahwa diri sedang dalam keadaan serba berkekurangan,  karena umumnya bila kita sengaja menunjukan diri dalam keadaan berkekurangan kepada orang lain, hal tersebut akan menjadi beban moral bagi orang lain.

Adapun marah, adalah sebuah keadaan dimana seseorang tidak dapat menerima suatu keadaan atau kejadian yang muncul akibat perbuatan orang lain.Bahwa menunjukan kemarahan akan mempengaruhi hubungan social , dapat melukai perasaan orang lain bahkan dapat dapat memicu konflik .

Sebaliknya tidak menampakan rasa marah adalah bentuk penghargaan social terhadap orang lain, merupakan upaya mendidik bathin menuju ketingkat yang lebih tinggi.Salah satu cara terbaik menahan marah adalah dengan meyakini bahwa keadaan atau kejadian yang tidak kita sukai, atau yang mungkin merugikan kita,  adalah merupakan sesuatu keadaan yang harus terjadi menurut ketentuan tuhan, tentu memiliki hikmah tersendiri yang mungkin kita belum mengetahuinya.

Adapun ungkapan yang ke tiga dari  Imam Syafi’i tersebut adalah menyembunyikan penderitaan, hingga orang lain menyangka bahwa engkau hidup enakMenyembunyikan penderitaan adalah bentuk kekuatan jiwa, semakin tinggi kemampuan seseorang menyembunyikan penderitaan, sejauh itulah kekuatan jiwa orang tersebut.

Disisi lain bahwa menyembunyikan penderitaan adalah sebagai bentuk penghargaan sosial terhadap orang lain, karena menampakkan penderitaan hanya akan menarik perhatian orang lain, walaupun belum tentu orang lain memiliki kemampuan dan kepedulian untuk membantu kita keluar dari penderitaan tersebut.Perlu disadari bahwa Tuhan menciptakan alam semesta berikut segala sesuatu yang meliputinya tentu penuh dengan ketelitian, perhitungan, keadilan dan keseimbangan. Artinya tidak satupun keadaan atau kejadian yang sia-sia tanpa memiliki arti dan tujuan, justru karena keterbatasan manusialah sehingga banyak hal menjadi seperti aneh, tidak sesuai, salah, dan seperti tidak bermanfaat.

Semoga kita menjadi insan yang dapat mendorong kondisi sosial kita agar menjadi semakin baik, semakin bermakna dan semakin harmonis.By. S Depung.

Editor : Buliran News
Tag: