Hampir 100 Hari Perang Rusia - Ukraina Belum Juga Berakhir, Apa Fakta Terbarunya?

Hampir 100 Hari Perang Rusia - Ukraina Belum Juga Berakhir, Apa Fakta Terbarunya?
Hampir 100 Hari Perang Rusia - Ukraina Belum Juga Berakhir, Apa Fakta Terbarunya?

BuliranNews, KIEV - Serangan Rusia ke Ukraina hampir memasuki hari ke-100. Saat ini, di hari ke 98, Rusia dilaporkan sedang fokus mengambil alih wilayah sekitar Donbas seperti kota Severodonetsk.Berikut perkembangan terbaru perang Rusia-Ukraina sebagaimana dikutip CNN International, Kamis (2/6) :

1. Perang Dahsyat di SeverodonetskKementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pertempuran berlanjut di kota Severodonetsk, di mana pasukan Rusia dan sekutu mereka bergerak maju. Kyiv menyebut saat ini situasi di kota itu masih sangat sulit.

"Musuh mencapai pusat Severodonetsk dan mencoba untuk membangun posisi. Situasinya sangat sulit," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Oleksandr Motuzyanyk pada briefing hari Rabu.Sejauh ini Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan bahwa Rusia "terus menyerbu Severodonetsk dan membangun kendali atas bagian timur kota." Meski begitu, Moskow juga dilaporkan telah memasuki Alun-alun Perdamaian kota, yang berada di bagian Utara.

2. Rusia Ngamuk AS Kirim RoketMenteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rabu bahwa tuntutan Ukraina ke Barat mengenai pasokan peluncur roket canggih melampaui "semua batas dan kesopanan" dan merupakan "provokasi langsung."

"Tentu saja, politisi Barat yang waras memahami risiko ini. Tidak semua," ujarnya.Sebelumnya Presiden AS Joe Biden telah setuju untuk memberi Ukraina sistem roket canggih yang dapat menyerang target dengan presisi. Ini merupakan bagian dari paket bantuan AS untuk membantu Kyiv mempertahankan diri dari serangan Rusia.

Menlu AS Antony Blinken mengatakan bahwa Ukraina telah meyakinkan AS bahwa mereka tidak akan menggunakan sistem senjata yang disediakan oleh AS "terhadap target di wilayah Rusia".3. Rusia Gelar Referendum

Anggota Dewan Federasi Rusia, Sergei Tsekov, mengatakan kepada outlet media pemerintah Rusia RIA Novosti bahwa referendum dapat diadakan tahun ini di Kherson dan Zaporizhzhia. Wilayah itu memang saat ini ditempati pasukan Moskow."Saya pikir semua wilayah yang dikuasai Rusia memiliki peluang yang sangat bagus untuk bersatu kembali dengan Federasi Rusia. Ini awalnya wilayah Rusia," kata Tsekov.

Kherson dianeksasi oleh Tsar Rusia pada akhir abad ke-18 tetapi telah menjadi bagian dari Ukraina sejak kemerdekaan pada tahun 1991.4. Korban Tewas Baru Ukraina

Pejabat militer Ukraina mengatakan bahwa sedikitnya tujuh orang tewas dan 16 lainnya cedera di Ukraina dalam 24 jam terakhir.Di Ukraina timur, di mana pertempuran terberat sedang berlangsung, empat orang tewas dan sedikitnya 10 lainnya terluka setelah pasukan Rusia menargetkan serangan udara, rudal dan artileri di beberapa kota termasuk Severodonetsk dan Sloviansk.

"Di Luhansk dan Donetsk, pasukan Rusia menembaki 21 daerah pada Selasa, dan menghancurkan 46 "objek sipil," sebut pernyataan itu.5. Harga Bensin AS Melonjak 30%

Harga rata-rata nasional AS untuk bensin reguler naik lima sen pada hari Rabu ke rekor baru US$ 4,67 per galon. Menurut Asosiasi Otomotif Amerika (AAA), saat ini terjadi peningkatan harga hingga 32% bila dibandingkan sebelum serangan Rusia ke Ukraina.AS sendiri memutuskan untuk melarang impor minyak dari Rusia. Ini dilakukan untuk memukul pendapatan negara itu yang berpotensi digunakan untuk mendanai serangan ke Kyiv.

6. Putin Ketemu ZelenskyRusia memberi sinyal pemimpinnya Presiden Vladimir Putin mau berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Hal ini ditegaskan Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Rabu sebagaimana dikutip Reuters, Kamis.

Namun menurutnya pembicaraan semacam itu perlu dipersiapkan sebelumnya. Lagipula, tambahnya, dokumen perdamaian dengan Ukraina telah berhenti sejak lama dan belum dimulai kembali.Selain itu, tegasnya ke wartawan dalam sambungan telepon, ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan. Seperti orang-orang di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia- seperti Kherson, Zaporizhzhia dan Donbas- harus memutuskan masa depan mereka sendiri.

"Kremlin tidak ragu mereka akan membuat keputusan terbaik," tambahnya. (*/sef/cic) 

Editor : Buliran News
Tag: