BuliranNews, JENEWA - Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) merilis jumlah warga sipil yang tewas di Ukraina sejak serangan Rusia pada 24 Februari lalu telah mencapai lebih dari 1.000 orang.OHCHR pun menyatakan kemungkinan besar korban sesungguhnya jauh lebih tinggi dari yang telah dilaporkan.
"Sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem roket multi-peluncuran, serta serangan rudal dan udara," tutur OHCHR seperti dikutip dari laman CNN International, Kamis (24/3).Dalam pernyataannya badan PBB itu merinci 1.035 kematian warga sipil yang terdiri dari 214 , wanita, 14 anak perempuan, 28 anak laki-laki, serta 48 anak-anak dan 571 orang dewasa yang jenis kelaminnya belum diketahui.
Selain itu, setidaknya 1.650 warga sipil terluka sejak 24 Februari lalu. Di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina Timur, OHCHR mencatat 311 kematian warga sipil dan 857 lainnya terluka.Di wilayah lain, termasuk kota Kyiv, Cherkasy, Chernihiv, Kharkiv, Kherson, Kyiv, Mykolaiv, Odesa, Sumy, Zaporizhzhia, Dnipropetrovsk dan wilayah Zhytomyr, ada 724 warga sipil tewas dan 793 terluka.
"OHCHR percaya bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi, karena penerimaan informasi dari beberapa lokasi tertunda dan banyak laporan masih menunggu konfirmasi," tutur OHCHR. (*/luc/cic)