SEBUAH fakta mengejutkan terungkap dalam laporan terbaru yang dilansir Speedtest, dimana disebutkan kalau kecepatan internet di Indonesia termasuk yang paling lambat diantara sejumlah negara Asia Tenggara. Kenapa hal itu bisa terjadi?Pengamat Telekomunikasi, Ridwan Effendi mengatakan para operator sudah menggunakan teknologi terkini dan tidak kalah dengan negara-negara maju. Bisa dikatakan kecepatan internet Indonesia bisa sama dengan wilayah tersebut.
"Perlu diketahui bahwa laporan itu menyuguhkan kecepatan rata-rata internet di Indonesia dan negara-negara lain. Kalau bicara rata-rata artinya bisa saja ada data yang sesungguhnya sudah cepat namun tertutup oleh data lain yang kecepatannya rendah," kata Ridwan dikutip dari laman CNBC Indonesia, Kamis (17/3)."Dari sisi teknologi sesungguhnya operator telekomunikasi di Indonesia sudah menggunakan teknologi terkini, tidak kalah negara-negara maju. Artinya kecepatan internet yangg didapat bisa menyamai mereka".
Namun dia mencatat bahwa populasi Indonesia cukup banyak dan sebarannya pun luas. Jadi cakupan dari teknologi operator belum merata, dan membuat ada di banyak wilayah rata-rata internet sangat lambat.Solusinya mencari cara untuk menghadirkan layanan dengan teknologi terkini serta merata. Ridwan juga mengakui jika hal tersebut juga bukanlah hal yang mudah, karena kondisi ekonomi dan iklim persaingan usaha yang belum mendukung sepenuhnya.
"Memang solusinya bagaimana caranya operator telekomunikasi baik penyelenggara fixed broadband maupun mobile broadband menyediakan layanan dengan teknologi terkini yang lebih merata di seluruh wilayah," ujarnya.Dari segi kabel laut juga bisa dioptimalkan dengan mengganti multiplexer saja, kata Ridwan. "Ya sebagai gateway tentunya perlu dioptimalkan. Kebanyakan kabel sudah mendukung teknologi terkini seperti DWDM untuk internet yang lebih cepat, tinggal mengganti multiplexer di ujung-ujungnya saja," kata Ridwan.
Sementara dari segi pemerintah, dia mengatakan bisa membantu menyediakan jaringan telekomunikasi. Ini dilakukan pada wilayah yang trafik rendah serta dan daerah 3T.Selain itu juga bisa memanfaatkan dana USO. "Pemerintah juga bisa berperan menciptakan iklim usaha yang lebih sehat sehingga operator tidak ragu untuk membangun," jelasnya. (*/roy/cic)
Editor : Buliran News