BuliranNews, DEPOK - Setu Citayam sebagai salah satu konservasi wisata di Kecamatan Cipayung, selama ini belumlah mendapat perhatian serius dari Pemkot Depok sebagai pemilik kawasan dan Pemprov Jabar selaku pemilik kebijakan. Akibatnya, setu yang berada di ujung selatan Kota Depok ini, berkembang tanpa sebuah program yang jelas.Selain semberaut, Setu Citayam yang sudah terdeteksi keberadaannya dan dipetakan sejak dulu berdasarkan peta ‘Tjipajoeng: herzien in de jaren 1899-1900’ yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau pada tahun 1901, area setu ini tak terkelola dengan baik bahkan cenderung kumuh dan sebagian areal setu mulai berubah fungsi.
Area setu yang awalnya asri sengan luas yang diperkirakan mencapai 12 hektare, pun menyusut dan sekarang hanya tersisa seluas 6,5 hektare saja.
[caption id="attachment_17319" align="alignnone" width="716"] ASRI - Setu Citayam terlihat asri kala pagi menjelang dengan latar belakang Gunung Salak.[/caption]Namun untunglah, hal itu akan segera berubah. Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari daerah pemilihan Kota Depok - Kota Bekasi telah memiliki konsep yang sama dalam pengelolaan dan pemberdayaan setu ini menjadi lebih berbentuk dan berdaya guna yang optimal bagi masyarakat luas.
[caption id="attachment_17320" align="alignnone" width="715"] TERATAI - Aneka jenis teratai memenuhi Setu Citayam pada zaman dahulu. Dokumentasi sejarah ini merupakan potret Setu Citayam tahun 1930-an.[/caption]"Ini sebenarnya yang kita tunggu, dengan telah adanya niat tersebut tentunya Setu Cipayung akan bernilai manfaat tinggi bagi masyarakat. Tak hanya sebagai wahana wisata, pun juga akan meningkatkan kesejahteraan warga setempat melalui UMKM," jelas Pak Camat berbinar.
Disinggung tentang konszep pengembangan Setu Citayam ke depan, Hasan Nurdin menyebutkan, selain akan dikembangkan sebagai destinasi wisata keluarga, pun akan dijadikan pusat kuliner yang dikelola oleh UMKM setempat. Sehingga kawasan setu benar-benar berdampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. (ted)
Editor : Buliran News