3. Filosofi Rumah Adat BengkuluRumah Adat Bengkulu Bubungan Lima ini, tidak hanya kental akan unsur budaya yang khas terletak pada arsitekturnya, melainkan juga filosofi hidup masyarakat setempat yang tertuang baik itu pada arsitektur maupun ornamen rumah ini.
Arsitektur rumah bubungan lima yang terdiri dari tiga bagian utama yakni bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. Setiap bagian ini memiliki filosofinya masing-masing. Bagian atas melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Bagian tengah melambangkan keharmonisan antar umat manusia. Sedangkan bagian bawah rumah merepresentasikan hubungan yang baik antara rumah dengan lingkungan sekitar.Bagian atas rumah yang melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan dicirikan dengan ujung atap rumah yang memiliki ukiran khas seperti selembayung. Selembayung biasanya melambangkan ucapan rasa syukur dan penghormatan tinggi terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Bagian tengah rumah berisikan berbagai macam ruangan seperti Berendo, Hal, Bilik Gedang, Bilik gadis, Ruang Tengah, Ruang Makan, Berando Belakang semua itu merupakan tempat dimana adanya interaksi sosial baik dengan sesama penghuni rumah maupun tamu. Menjaga kehormatan anak gadis dengan sebaik-baiknya juga terlihat dari adanya sebuah ruangan khusus untuk anak gadis yang bernama Bilik Gadis.Bagian bawah rumah bubungan lima, yakni tiang-tiang penyangga rumah berada. Biasanya di bagian rumah tersebut ditemukan beberapa hewan ternak yang tidur di dalamnya. Selain itu, mereka juga diberi makan disana. Selain hewan ternak, hasil panen, bibit tanaman, maupun alat-alat pertanian disimpan disana. Hal ini menunjukkan bahwa konsep bangunan pada rumah ini menghargai makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. *** Editor : Buliran News