Cara Aman Mendirikan Tenda Saat Naik Gunung

Cara Aman Mendirikan Tenda Saat Naik Gunung
Cara Aman Mendirikan Tenda Saat Naik Gunung

BANYAK pendaki pemula yang meremehkan nasihat dari pendaki senior. Bahkan, menentukan lokasi, dan posisi tenda saja ngasal. Menurut mereka, “Tenda-tenda gue, ngapain lo sewot? Yang penting berdiri kan tendanya? Gue bisa tidur dengan pules. Titik. Gitu aja repot!”. Benarkah, semudah itu? Singkat kata, malam semakin larut dan cuaca berganti. Angin lembah mulai datang. Bergemuruh riang membelai ranting pohon.Akhirnya, pendaki pemula yang memasang tenda asal-asalan terpapar hawa dingin yang dibawa oleh angin lembah. Hawa dingin tersebut menembus tenda, jaket hingga sleeping bag. Jika cuaca sedang tidak bersahabat, angin kencang dan badai akan menari di area perkemahan. Dengan begitu, tenda pendaki pemula yang didirikan asal-asalan bisa roboh diterpa badai.

Niat hati, ingin cepat istirahat dan tidur. Eh, malah harus keluar tenda buat benerin tenda. Kamu mau seperti itu? Tidak, bukan? Maka dari itu, kami akan membagikan tips mendirikan tenda di gunung untuk pemula yang kami sarikan dari Kang Wawan Setiawan, seorang pendaki senior dari Kota Depok, Jawa Barat. Dengan mempelajari tips ini, kamu dapat mendirikan tenda dalam posisi aman, kokoh dan anti-badai.Berikut 10 tips mendirikan tenda di gunung:

1. Carilah tanah lapang yang cukup luas untuk mendirikan tenda

Tips pertama yang akan kami bagikan tentang mendirikan tenda di gunung adalah memilih lokasi. Lokasi menentukan kenyamanan dalam mendirikan tenda.

  • Pertama, carilah tanah yang lapang dan cukup luas. Tanah yang luas akan memudahkan kamu memasang pasak, tenda dan peralatan masak. Tenda untuk 2 orang minimal butuh 2 x 2 meter. Tenda untuk 4 orang minimal butuh tanah lapang seluas 3 x 3 meter.
  • Kedua, pilih tempat ngecamp yang dekat dengan puncak. Jadi, kalau mau summit attack untuk mengejar sunrise dekat. Biasanya pendaki memilih ngecamp di post terakhir sebelum puncak.
  • Ketiga, pilih tempat yang agak jauh dari jalur pendakian. Lalu lalang pendaki yang berdatangan itu mengganggu waktu istirahat di dalam tenda. Jadi, pilihlah lokasi yang tenang dan agak jauh dari hiruk-pikuk pendaki.

Catatan: Sebaiknya sebelum mendaki, cari informasi terlebih dahulu tentang lokasi ngecamp. Minimal kamu punya 2 pilihan lokasi, karena kadang saat hari libur lokasi favorit ngecamp penuh. Otomatis, kamu perlu mencari lokasi alternatif. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa browsing catatan perjalanan pendaki di Google atau tanya-tanya petugas di pos pendaftaran.

2. Pilih lokasi yang berpotensi dapat melindungi tenda dari angin dan badaiSetelah kamu sampai di pos terakhir sebelum puncak, kamu perlu mempertimbangkan ancaman angin dan badai di malam hari. Jadi, selain memilih tanah yang lapang, tips mendirikan tenda di gunung berikutnya adalah kamu perlu memilih lokasi yang aman. Lokasi dengan dinding batu, semak, pepohonan yang rimbun berpotensi menjadi penghalang angin dan badai secara alami. Tapi, pastikan di sana tidak dipakai untuk sarang hewan berbahaya. Hehe. Dengan begitu, tenda tidak akan terkoyak atau roboh saat diterpa angin besar jika terjadi badai di malam hari.

3. Temukan dari mana arah angin berhembus, posisikan pintu tenda membelakangi arah anginAda kalanya, kamu tidak menemukan pohon, semak atau batu sebagai tempat perlindungan dari angin. Misalnya, kamu berkemah di padang sabana Merbabu, kawah mati Sindoro atau di Ranu Kumbolo Semeru. Jika kondisinya seperti itu, kamu perlu mengetahui dari mana angin berhembus.

Tips mendirikan tenda berikutnya adalah menentukan dari mana datangnya angin lembah, kemudian posisikan pintu tenda membelakangi sumber angin. Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke gunung. Angin ini berhembus saat malam hari. Dia membawa hawa dingin yang sangat kuat. Jadi, jika pintu tenda langsung menyambut angin tersebut, pendaki yang tidur di depan pintu tenda akan kedinginan dan meriang.

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini