BuliranNews, JAKARTA - Badan POM telah merilis izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) pada lima jenis vaksin untuk booster. Namun seperti vaksin yang digunakan sebelumnya, vaksin untuk dosis ketiga itu juga punya efek samping.Badan POM mengumumkan lima vaksin yang mendapatkan EUA adalah CoronaVac Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax. Efek samping yang diumumkan pun umumnya bersifat ringan dan sedang.
Dalam keterangan persnya, Kepala Badan POM, Penny Lukito menyebutkan efek samping dari tiga vaksin yang mendapatkan EUA yakni CoronaVac, Pfizer, dan AstraZeneca. CoronaVac yakni seperti nyeri di tempat suntikan dan kemerahan. Untuk tingkat keparahan berada di grade 1-2."Kejadian yang tidak diinginkan dan sering terjadi berhubungan dengan vaksin yaitu seperti nyeri di tempat suntikan, kemerahan. Umumnya tingkat keparahannya grade 1-2," jelas Penny, Senin (10/1).
Untuk Pfizer, kejadian yang tidak diinginkan bersifat lokal. Salah satunya sama seperti Sinovac yakni ada nyeri di tempat suntikan. Namun juga ada efek samping lain ditemukan seperti sakit kepala dan demam, nyeri otot serta sendi. Grade keparahannya adalah 1-2.Untuk AstraZeneca, Penny menjelaskan bersifat ringan dan sedang. Dengan tingkat keparahan ringan masih lebih besar.
"Bersifat ringan dan sedang, ringan lebih besar 55%, sedang 37%," kata Penny.Sementara itu laman Global News menuliskan efek samping pada penerima booster Moderna. Mulai dari nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, sendi kaku, kedinginan, mual/muntah, pembengkakan aksila, demam, pembengkakan di tempat suntikan, kemerahan tempat suntikan dan ruam.Dalam uji klinisnya, Moderna memiliki efek samping lain yaitu anafilaksis dan reaksi alergi parah, miokarditis, perikarditis dan pingsan.Sementara itu, saat pemberian EUA untuk Zifivax bulan Oktober lalu, Penny menyebutkan berdasarkan uji klinis efek sampingnya masih dapat ditoleransi. Beberapa diantaranya seperti sakit kepala dan kelelahan.
"Efeknya paling sering nyeri tempat suntikan, dan efeknya sistematik paling sering sakit kepala, kelelahan, dan demam. Dengan tingkat keparahan grade I dan II," kata Penny.(*/roy)
Editor : Buliran News