5 Mobil Legendaris ini Menjadi Buruan Kolektor

5 Mobil Legendaris ini Menjadi Buruan Kolektor
5 Mobil Legendaris ini Menjadi Buruan Kolektor

Format cabriolet alias beratap terbuka boleh jadi punya pamor tinggi di AS terutama di bagian pesisir. Bayangkan menikmati hangatnya matahari dengan cabriolet bergaya nyentrik. Porsche membaca peluang tersebut dengan menghadirkan 356 America Roadster pada 1953.

Mengandalkan bodi aluminium nan mahal sehingga hanya berbobot 605 kg (160 kg lebih ringan dari coupe). Tak perlu mesin besar pula, flat four di sisi belakang cukup menghasilkan 70 hp untuk dapat mencipta senyum. Bukan sebuah hits, Porsche hanya produksi America Roadster sebanyak 16 unit.Kendati begitu, Max Hoffman meyakinkan eksekutif di Stuttgart bahwa ada ruang untuk Porsche ikut bermain. Lebih hafal medan, Hoffman punya kriteria tersendiri. Syaratnya bukan suatu barang super eksklusif nan flamboyan, melainkan kembali ke hal mendasar. Menyenangkan dan terjangkau, ia meminta sebuah racikan minimalis seharga kurang dari 3.000 Dollar. Atas dasar itu, 356 Speedster terbentuk di akhir 1954.

Boleh dibilang Speedster adalah perkawinan silang antara 356 Cabriolet dan America Roadster. Menawarkan kenikmatan berkendara atap terbuka dengan dinamika berkendara luar biasa. Basisnya mengusung lembaran baja versi cabriolet hanya saja dengan windscreen imut. Penutup kabin memanfaatkan rain-cover top dan jendela terpisah. Perlengkapan kabin diminimalisir, terpasang bangku bucket seat ringan. Esensinya ringan dan menyenangkan. Dapat dipakai untuk bersenang-senang di sirkuit lalu dikemudikan sendiri pulang.Generasi 356 terus bergulir hingga memuncak di 1957. Terakhir meluncur, 356 A 1500 GS Carrera GT Spider. Di bokongnya terpasang unit 1.500 cc empat silinder tiduran berkekuatan 108 hp. Tergolong kencang di masanya bahkan menjadi Porsche pertama yang sanggup dipacu hingga 200 kpj. Nama Speedster tidak lantas mati di era 911 meski baru mejeng kembali di 80an akhir.

4. BMW 507Pascaperang memang menjadi waktu sulit bagi industri otomotif khususnya pabrikan Jerman. Contoh BMW, sedan seperti 502 “Baroque Angels” tidak benar-benar bisa mengangkat dari keterpurukan. Secara teknis, jantung V8 bawaannya terbilang canggih hanya saja memiliki desain usang. Kesuksesan Hoffman membangun merek Eropa di AS seakan jadi harapan bagi BMW untuk bisa bertahan hidup dan bangkit.

Lagi-lagi, pria Austria itu tawarkan ide cemerlang. Ia berniat untuk membuat sebuah roadster berbekal mesin besar dan canggih dari sang sedan kuno, yakni 507 – dikenalkan 1955 pada gelaran Frankfurt International Motor Show. Tak tanggung, didesain langsung di Amerika oleh Count Albrecht Goertz atas arahan Hoffman. Di balik bonnet tertanam enjin V8 3,2 liter berbahan alloy ringan sekuat 150 hp. Sanggup untuk membawa 507 berlari hingga kecepatan 220 kpj.

Tidak hanya kuat, sebagian beranggapan bahwa 507 merupakan salah satu roadster tercantik di dunia. Di Jerman ia memiliki julukan “Traum von der Isar” – punya arti “sebuah mimpi dari Sungai Isar”. Sukses? Setidaknya saat itu diminati banyak selebriti dan orang ternama. Contoh aktor layar lebar Prancis Alain Delon. Paling terkenal adalah Elvis Presley yang jatuh cinta saat dinas militer ke Jerman – ia bahkan punya dua.Namun cantik dan canggih saja tidak cukup untuk memikat khalayak luas. Alih-alih menemukan titik kebangkitan, pabrikan asal Munich itu justru hampir bangkrut karenanya. Nyaris pula mereka tunduk pada Mercedes-Benz. Pasalnya, biaya produksi mobil rakitan tangan di Jerman ini mengerek harga jual hingga dibanderol 10 ribu Dollar AS. Jauh melebihi ekspektasi Hoffman. Setiap unit diproduksi malah membuat perusahaan semakin merugi hingga mau tidak mau disuntik mati pada 1959.

BMW berakhir memproduksi 507 sebanyak 251 unit saja. Ialah salah satu ikon roadster BMW dan sempat punya keturunan istimewa Z8. Kini menjadi resep maut mobil koleksi. Cantik, canggih di masanya, bersejarah, dan diproduksi terbatas.5. BMW 2002

Hingga ke pertengahan 1960-an, Hoffman akhirnya meninggalkan merek lain dan berfokus pada BMW saja. Masa kelam mulai berlalu dan BMW bisa kembali bangkit. Semakin kuat pula lewat kelahiran jajaran model “Neue Klasse” 1500 pada 1962 dan 1600 di 1968. Potensi itu dinilai belum cukup kuat untuk menggarap pasar AS. Terbaca akan semakin sukses bila mesin M10 2,0 liter dijebloskan ke model 1600.

Meyakinkan pemangku kuasa bukan hal mudah namun jelas bukan hal mustahil bagi Hoffman. Berbuah manis, sebuah ikon klasik BMW 2002 pun meluncur 1968. Bukan hanya melegenda di AS, image pencipta sedan kencang BMW mungkin pertama terbentuk atas langkah ini. Kupe kompak nan praktis berkekuatan 100 hp dengan satu karburator Solex melantai di Negeri Paman Sam. Di luar itu juga terdapat opsi bertenaga “ti” dengan dua karburator dan ekstraksi 110 hp.Line up terus berkembang dan dibikin semakin kencang. Tercatat di 1971 datang pembaruan model sehingga menggantikan 2002ti jadi 2002tii. Karbu Solex digusur oleh sistem injeksi mekanikal dan rasio kompresi lebih tinggi. Catatan output disebut mencapai 130 hp. Paling ikonik di antara keluarga 2002 datang 1973. Adalah BMW 2002 Turbo sebagai mobil turbo pertama BMW. Tentu lebih gahar, sanggup muntahkan tenaga sampai 170 hp.

Pamor semakin tinggi membuat BMW ingin mengendalikan sendiri distribusinya. Setelah melalui negosiasi alot, Hoffman berakhir menjual perusahaan ke BMW dan pensiun dari bisnis otomotif pada 1975. Disebut New York Times, ia sangat puas atas pencapaiannya terutama saat bersama Porsche dan Mercedes-Benz. Pria asal Austria itu meninggal 9 Agustus 1981 dan meninggalkan wasiat untuk membangun yayasan amal atas nama ia dan istrinya.(***)

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini