BETAPA menakjubkan bagaimana seorang pedagang mobil bisa berpengaruh atas lahirnya mobil-mobil legendaris. Adalah Maximilian Edwin Hoffman alias Max Hoffman. Pria kelahiran Vienna, Austria pada 12 November 1904 ini tak hanya piawai memikat pelanggan. Bujuk rayunya bahkan bisa membuat pabrikan besar manut.Perjalanan hidup Hoffman memang tak jauh dari dunia otomotif. Sempat bekerja di bisnis manufaktur sepeda milik bapaknya hingga jadi pembalap untuk Grofri (perusahaan Austria yang punya lisensi produksi mobil Prancis, Amilcar). Ia bahkan mendirikan diler untuk merek tersebut. Dunia balap lantas ditinggalkan pada 1934 untuk kemudian berfokus menjadi seorang saudagar.
Singkat cerita, Hoffman mendarat di New York, Amerika Serikat, akibat berbagai alasan sesaat setelah meletusnya Perang Dunia II. Tanpa koneksi dan modal, ia banting setir ke dunia perhiasan. Beruntung, kesuksesan membukakan kembali jalan baginya ke industri otomotif begitu perang usai.Hasilnya adalah terbentuklah Hoffman Motor Company di 1947 yang melakoni peran sebagai importir Jaguar untuk bagian Timur Amerika Serikat setahun berikutnya.
Eksistensinya ini bantu meningkatkan pamor produk Eropa untuk market AS. Sebut saja Alfa Romeo, BMW, Fiat, Healey, Jaguar, Mercedes-Benz, MG, Porsche, dan Volkswagen. Ada pengaruh Hoffman di balik keberadaan deretan merek tersebut di AS. Pun bukan sebatas meniagakan. Bak memegang kartu As, ia berpengaruh atas lahirnya beberapa model spesifik selaras keinginan pasar. Jadi spesies legendaris, bukan hanya di AS namun menjadi collector’s item di berbagai belahan dunia.1. Mercedes-Benz 300 SL Gullwing
Mungkin tak salah kalau menyebut Mercedes-Benz 300 SL sebagai dewa dari jajaran ikon berlambang Three Pointed Star. Barang langka, hanya sekitar 1.400 unit diproduksi dari pabrik Sindelfingen, Jerman. Terkenal eksotis dengan bukaan pintu bak burung camar yang mengepakkan sayap, “Gullwing” pun jadi panggilan sayang. Rangka tubular nan ringan berikut didukung mesin performa tinggi juga cukup pantas membuatnya disebut sebagai supercar pertama bila mengingat lahir di era 1950-an. Fakta menarik, ia terlahir dari mobil balap.
Ya, cerita Gullwing bermula dari pengembangan mobil balap 300 SL W194. Dibuat khusus pada 1952 yang kemudian merajai berbagai sirkuit dari Le Mans, Bern, dan Nürburgring. Tak terkecuali pertarungan daya tahan Carrera Panamericana di Meksiko 1952. Basis atlet ini dijadikan sebagai dasar untuk membuat versi jalan raya sehingga lahir 300 SL “Gullwing” W198.Nah, tanpa Max Hoffman mungkin jalan sejarah pabrikan akan benar-benar berbeda. Diakui langsung oleh Daimler bahwa proyek pengembangan didasari permintaan Hoffman sebagai importir Mercedes-Benz di Amerika Serikat. Terbayang betapa kuat posisi pria Austria itu di mata pabrikan sekelas Mercedes-Benz. Proyek ini sendiri dimulai September 1953. Hanya butuh setahun setengah bagi para teknisi untuk menciptakan desain baru dari W194. Terbukti sudah dipamerkan perdana pada New York Motor Show 1954.
Jelas terlihat kalau kiblat W198 adalah model kompetisi W194. Pintu gullwing yang kurang praktis saja dipertahankan dengan beberapa rombakan desain sehingga terlihat lebih anggun dan sopan di jalan raya. Harus diketahui, langkah ini bukan merupakan gimik untuk menarik perhatian. Postur tinggi struktur tubular di bagian samping tidak memungkinkan bagi teknisi untuk memasang engsel konvensional.Di samping itu, terobosan teknologi tampil di Gullwing. Unit enam silinder M198 berkapasitas 3,0 liter disandingkan sistem injeksi mekanikal. Memancangkan tonggak sejarah sebagai versi produksi pertama pabrikan dengan sistem injeksi. Dengan demikian, mesinnya lebih perkasa ketimbang pemacu model kompetisi. Sanggup gelontorkan 212 hp (lebih tinggi 39 hp). Potensi ini membuat 300 SL dapat dipacu hingga 250 kpj.2. Alfa Romeo Giulietta SpiderNasib Alfa Romeo di market Amerika Utara mungkin kurang begitu baik. Sempat hengkang pada pertengahan 1990-an dan kembali lagi sekitar 2014. Tapi bisa dipastikan ia bukan pemain baru di sana. Menjadi bagian dari merek Eropa dengan ambisi untuk meraup market Amerika Utara di era 1950-an. Melansir Hemmings, Alfa mulai menyusup AS pada 1956 dengan mewakilkan Giulietta Sprint dan Giulietta Spider.
Importirnya siapa lagi kalau bukan Max Hoffman melalui Hoffman Motor Corporation. Memasarkan Giulietta bertubuh coupe 2 2 dan spider beratap terbuka melalui showroom di New York dan Beverly Hills. Namun bukan sebatas menjadi pedangang. Diakui pabrikan, Hoffman memberikan anjuran terkait kebijakan komersial, meminta model spesifik, memberikan saran variasi gaya, dan berkontribusi atas penciptaan satu model baru.
Adalah Giulietta Spider, merupakan permintaan langsung Hoffman kepada Alfa Romeo. Ia meminta pabrikan Italia itu untuk mengaransemen Giulietta Sprint dalam format “Spider”. Dalam rilis resmi sampai ditegaskan pula kalau sang roadster dua penumpang terlahir untuk menjelajah Amerika. Saking optimisnya, sebelum jadi saja Hoffman berkomitmen untuk memesan banyak, konon sampai 2.500 unit.Wajar mungkin bila Hoffman sangat percaya kalau Giulietta Spider akan terlahir memikat tanpa perlu melihat. Ya, kualitas estetik rancangan Italia memang tidak perlu diragukan lagi. Toh basis Sprint saja sudah begitu manis. Dibikin atap terbuka, tidak ada lagi alasan untuk gagal. Dalam merancang pun Hoffman ikut andil. Meminta jendela samping yang dapat dinaikkan berikut pemanas sehingga bisa membuat Alfa unggul dari lawan asal Inggris.
Giulietta Sprint sendiri resmi mendebut secara global pada ajang Turin Motor Show 1954. Baru setahun kemudian keluarganya ketambahan Giulietta Saloon dan disusul kehadiran Giulietta Spider. Dalam proses melahirkan sang Spider, dua desainer besar Italia adu konsep: Bertone dan Pinin Farina. Proposal Pinin Farina dengan desainer Franco Martinengo lantas dipilih lantaran menawarkan balans elegan dan klasik.3. Porsche 356 Speedster
Editor : Buliran News