BuliranNews, BENGKULU - Para pedagang gorengan di Kota Bengkulu mengeluhkan mahalnya harga minyak goreng baik minyak kemasan maupun minyak goreng curah. Pedagang mengaku merugi karena biaya produksi semakin mahal, sementara menaikkan harga jual di tengah tekanan daya beli masyarakat bukanlah keputusan bijaksana.Doni, salah seorang pedagang gorengan di Pagar Dewa mengatakan mahalnya harga minyak goring mengakibatkan banyak pedagang yang merugi.
“Tingginya harga minyak goring mengakibatkan kami merugi karena biaya yang dikeluarkan semakin besar sedangkan untuk menaikan harga tidak mungkin apalagi dimasa pandemi,” katanya mengeluhkan kondisi demikian pada BuliranNews.
Dia menambahkan dalam dua bulan terakhir penjualan kami mulai membaik setelah hampir dua tahun jalan stagnan akibat pandemi.Namun dirinya sangat menyayangkan ketika perputaran perekonomian mulai membaik kami dihadapkan pada permasalahan yang cukup serius dimana naiknya harga minyak goreng, padahal minyak goreng merupakan kebutuhan utama dalam berjualan.
Ketika ditanya kemungkinan untuk menaikkan harga gorengan, dia mengatakan hal itu tidaklah memungkinkan karena daya beli masyarakat masih rendah.“Dengan harga Rp1.000 rupiah per gorengan, masih sepi pembeli apalagi jika dinaikkan,” katanya beralasan.
Kenaikan harga minyak goreng tentunya bukan hanya berimbas pada pedagang gorengan saja. Pedagang lain atau masyarakat pada umumnya juga merasakan hal yang sama. Dengan mahalnya harga minyak goreng yang rata-rata di atas Rp 17.000/Kg, kalau pedagang menginginkan keringanan, pemerintah bisa saja mengintervensi untuk meringankan beban pelaku UMKM beserta masyarakat tidak mampu.
--------------------Artikel ini telah tayang di http/www.bengkulu.buliran.com dengan judul "Pedagang Gorengan Keluhkan Mahalnya Harga Minyak Goreng"