Profil Provinsi Kepulauan Riau

Profil Provinsi Kepulauan Riau
Profil Provinsi Kepulauan Riau

Jumlah sumber daya bauksit di Kepulauan Riau diperkirakan mencapai 180,97 juta ton, daerah yang masih menyirnpan sumber daya bauksit paling besar adalah Kabupaten Lingga dengan jumlah sekitar 168,96 juta ton sisanya tersebar di empat wilayah dengan jumlah yang relatif kecil.Selain itu cadangan potensi tambang yang cukup besar merupakan peluang investasi bagi investor untuk eksplorasi bauksit ,karena masih banyak lahan bauksit yang belum dimanfaatkan.

Industri pemurnian pasir besi menjadi spone besi. Sponge Iron juga dikenal sebagai besi tereduksi langsung, adalah produk yang dihasilkan dari bijih besi. Sebagai bahan baku pembuatan baja. Kebutuhan kedua jenis bahan baku baja seluruh pabrik baja di Indonesia sekitar 7,6 juta metrik ton per tahunnya dan akan terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya kebutuhan baja di Indonesia maupun di dunia.Selama ini jenis bahan baku tersebut untuk kebutuhan industri baja di Indonesia masih di import dari negara China, India, Brazil dan Iain-Iain. Padahal bahan baku untuk memproduksi sponge iron maupun pig Iron sangat melimpah di Indonesia khususnya di provinsi Kepri, seperti pasir besi (iron sand) atau bijih besi (iron ore), batu bara (coal) dan kapur/bentonite

SUMBER DAYA KELAUTANSumberdaya kelautan meliputi ekosistem terumbu karang, pantai dan pulau kecil tersebar di beberapa lokasi di Provinsi Kepulauan Riau. Wilayah di Provinsi Kepulauan Riau memiliki kondisi ekosistem terumbu karang yang potensial untuk dikembangkan menjadi daerah wisata bahari, dengan prioritas kawasan yaitu: Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Kota Batam, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Beberapa lokasi memiliki ekosistem terumbu karang yang indah, masih dalam kondisi baik dan jenis-jenis ikan karang yang cukup banyak dengan bentuk dan warna yang menarik. Lokasi tersebut diantaranya yaitu, Natuna Bagian Selatan (Selat Lampa) tepatnya di Pulau Burung dan Pulau Setahi, Natuna Bagian Utara (Teluk Buton) tepatnya di Pulau Panjang dan Pulau Pendek, Natuna Bagian Timur tepatnya Selat Senua dan Pulau Senua, serta Natuna Bagian Timur Laut tepatnya di Pulau Sahi.Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi pantai yang tinggi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata dengan kategori rekreasi pantai.Hal ini didukung dengan banyaknya pulau kecil yang dimiliki oleh Kepulauan Riau. Beberapa pantai yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata dengan kategori rekreasi pantai, tersebar di Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kota Batam, Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang.

PERIKANANLebih dari 95% wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) adalah perairan laut, mengidentifikasikan bahwa potensi sumber daya perikanan laut sangat besar. Secara garis besar, jenis sumber daya ikan yang terdapat di perairan laut Kepri adalah: kelompok sumber daya ikan pelagis (tongkol, tenggiri, kembung, layang, teri dan sebagainya), kelompok sumber daya ikan demersal [kakap merah, kurisi, beloso, bawal, dsb), kelompok sumber daya ikan karang (kerapu, baronang, napoleon, dsb), kelompok sumber daya moluska (cumi-cumi, sotong, dsb), dan kelompok sumber daya krustase [kepiting, rajungan], dan kelompok sumber daya udang.

PERIKANAN TANGKAPPotensi sumber daya ikan laut di Laut Cina Selatan (WPP 711) diperkirakan sebesar 1.057.050 ton/tahun dan diperkirakan wilayah perairan laut Kepulauan Riau memiliki potensi sumber daya ikan sebesar 860.650,11 ton/tahun meliputi ikan pelagis besar sejumlah 53,802.34 ton/tahun, ikan pelagis kecil sejumlah 506.025.30 ton/tahun, ikan demersal sejumlah 272.594,16 ton/tahun, ikan karang sejumlah 17.562.29 ton/tahun, lainnya (cumi, udang, lobster) sejumlah 10.666,02 ton/tahun.

Sementara, dengan pendekatan hasil survei kapal riset MV. SEAFDEC tahun 2006 diperkirakan total potensi sumber daya ikan di perairan laut Kepri sebesar 689.345.17 ton/tahun terdiri dari ikan pelagis besar sejumlah 16.48329 ton/tahun, ikan pelagis kecil sejumlah 14630934 ton/tahun, ikan demersal sejumlah 491.653,06 ton/tahun, Krustase (Udang, Kepiting, Rajungan, Lobster, Mantis) sejumlah 4402,70 ton/tahun, Moluska (Cumi, Sotong, Gurita) sejumlah 30.496,77 ton/tahun.Potensi perikanan tangkap di Provinsi Kepulaun Riau terbesar berada di perairan Natuna dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai 4-6% dari total potensi Kabupaten Natuna sebesar 504.212,85 ton/tahun [58,59% dari total potensi Provinsi Kepulauan Riau) , diikuti Kabupaten Bintan, Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Kabupaten Lingga.

BUDIDAYA LAUTProvinsi Kepri yang memiliki laut seluas 24.121.530,0 ha (95,79%] dan daratan seluas 1.059.511,0 ha (4,21%) menyimpan potensi pengembangan perikanan budidaya (akuakultur) yang sangat besar, terutama budidaya laut [marikultur). Diperkirakan terdapat kurang lebih 455.7799 ha areal laut yang berpotensi untuk pengembangan marikultur, yang terdiri dari 54.672,1 ha untuk marikultur pesisir (coastal marine culture) dan 401.1079 ha untuk marikultur lepas pantai [offshore marine culture) yang tersebar hampir di setiap kabupaten/kota,

Potensi pengembangan marikultur yang tinggi adalah Kabupaten Lingga, yakni mencapai 19.054 ha untuk coastal marine culture dan sekitar 226.538 ha untuk offshore marine culture.BUDIDAYA AIR PAYAU DAN TAWAR

Dengan luas daratan 1.059.511,0 ha, Propinsi kepri memiliki potensi pengembangan perikanan budidaya air payau dan tawar yang diperkirakan masing-masing seluas 2.063 ha dan 819 ha, dan menyebar hampir di semua Kabupaten/Kota.PELUANG INVESTASI SEKTOR PERIKANAN

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini