DI INDONESIA, pertumbuhan industri otomotif berkembang sangat pesat. Hal ini terliat dari benyaknya produsen atau brand/merek mobil yang hadir dan tersebar di pasar Indonesia untuk memasarkan produk unggulanya.Namun, pertumbuhan ekonomi di Indonesia berdampak besar dengan persaingan industri pasar. Hal ini terlihat dari data pada Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) yang pada tahun 2019 mengalami penurunan penjualan. Angka penjualan turun sebanyak 10,5% dibandingkan pada tahun 2018 lalu.
Dampak yang sangat krusial tersebut membuat beberapa produsen otomotif dan brand/merk mobil harus terkena imbasnya pahitnya. Beberapa perusahaan otomotif pada akhirnya mengaku menyerah dan hengkang dari Indonesia yang diakibatkan gagal bersaing dengan produsen lain.Berikut ini dilansir dari beberapa sumber mengenai deretan mobil gagal bersaing dan angkat kaki dari Indonesia :
1. PT Timor Putra Nasional[caption id="attachment_1095" align="alignnone" width="250"] Timor[/caption]
Pada tahun 1996 Alm Presiden Soeharto menerbitkan impres no 2 tahun 1996. Beliau menunjuk PT Timor Putra Nasional sebagai pemegang dan pembuat proyek mobil nasional di Indonesia. Hingga pada tahun 8 Juli 1996 PT yang dipegang oleh Tommy Soeharto ini meresmikan mobil ini secara massal.Sedan ini pada zamannya sangat laris manis dikarenakan mobil ini memiliki harga yang murah hanya Rp35 juta saja. Namun belakangan sedan nasional ini ketahuan membranding ulang mobil buatan korea selatan yaitu KIA Sephia.
Mobil ini di nyatakan bangkrut pada tahun 1997 yang menyebabkan PHK massal sebanyak 920 karyawanya, disusul dengan lengsernya Alm Presiden Soeharto pada saat itu.2. PT Proton Edar Indonesia
[caption id="attachment_1096" align="alignnone" width="250"]
Produsen asal Malaysia juga turun bergabung dan bersaing memasarkan produk mobil di pasar Indonesia pada tahun 2007. Produk unggulan yang dipasarkan meliputi Proton Savvy, Proton Saga, Proton pesona, Proton Exora dan Proton Iriz.Namun perusahaan asal negeri Jiran ini tidak kuat bersaing lama di pasaran mobil Indonesia. Bahkan pada tahun 2017 saja ia mencatatkan penjualan hanya sebanyak 22 unit saja. Sentimen warga Indonesia terhadap Brand asal Malaysia ini menjadi penyebab angka penjualannya merosot dan di nyatakan hengkang dari pasar otomotif Indonesia.
3. PT GM Buana Indonesia (General Motor)
[caption id="attachment_1097" align="alignnone" width="250"] Opel Blazer[/caption]PT. General Motor Buana Indonesia (GM) memproduksi mobil pertama kali di Indonesia pada tahun 1994 di Bekasi, Jawa Barat. Pada tahun itu General Motors memulai prakitan mobil asal Jerman yaitu Opel Blazer. Hingga berselang 2 tahun produsen ini merakit Opel Blazer versi stir kanan yang di jual dengan harga Rp72 juta lebih murah dari harga pesaingnya yaitu Nissan Terrano yang dibandrol dengan harga Rp 80 juta. Namun hal itu berubah pada saat terjadi krisis moneter pada tahun 1997, kurs rupiah yang anjlok membuat penjualan serta pabrikan Opel Blazer berhenti produksi.
4. PT. Unicor Prima Motor (Chery)
Editor : Buliran News