BuliranNews, JAKARTA - Hasil kajian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pantas membuat kita was-was dan senantiasa waspada. Bagaimana tidak, lembaga itu mengungkap fakta mengejutkan terkait dengan kondisi tanah di daerah pesisir utara Jawa.Kondisi tersebut, membuat sejumlah kota besar dan penting seperti Pekalongan, Cirebon, Surabaya, serta Semarang berada dalam perhatian serius karena terancam bakal tenggelam! Penyebabnya adalah penurunan permukaan tanah yang cukup ekstrem.
Peneliti ahli utama dari BRIN Eddy Hermawan menyebutkan, pesisir utara Jawa memang rawan untuk tenggelam. Dampaknya bahkan sudah mulai bisa dirasakan mulai sekarang.
“Cirebon, Pekalongan, Semarang, dan Surabaya adalah kota-kota pesisir utara Jawa yang paling rawan terhadap penurunan tanah ekstrem hingga tahun 2050,” ujar Eddy, Kamis (16/9).Ada banyak faktor yang membuat permukaan tanah di pesisir utara Jawa terus tenggelam. Yang pertama, kondisi morfologi wilayah tersebut yang cenderung datar. Hal ini memudahkan pembangunan infrastruktur jalan. Dampaknya, pembangunan pun dilakukan dengan masif di sana. Karena alasan ini pulalah lebih banyak pusat perekonomian yang ada di utara Jawa.
“Upaya mitigasi dengan kebijakan penggunaan air tanah, penanaman mangrove, dan pencegahan perusakan lingkungan harus segera dilakukan,” terang Eddy.Sementara itu, peneliti ahli utama Bidang Teknologi Penginderaan Jauh BRIN Rokhis Khomarudin menjelaskan risiko dari penurunan permukaan tanah ini yang nggak bisa dibiarkan begitu saja.
“Saat ini dampaknya belum terlalu terasa, namun risiko turunnya permukaan tanah jelas membawa kerugian besar, baik dari sisi sosial maupun ekonomi,” tegas Rokhis, Kamis (16/9).Dari data, wilayah Pekalongan mengalami penurunan permukaan tanah sekitar 2,1 – 11 cm per tahun. Kota Semarang mengalami penurunan 0,9 - cm per tahun. DKI Jakarta mengalami penurunan 0,1 – 8 cm per tahun, Cirebon 0,3 – 4 cm per tahun, dan Surabaya mengalami penurunan 0,3 – 4,3 cm per tahun.
Selain karena faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya, Rokhis menyoroti hasil laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2021 yang menyebut Asia Tenggara rentan tenggelam jika dibandingkan dengan wilayah lain di dunia akibat perubahan iklim, mencairnya es kutub, pergeseran tektonik, hingga penyusutan air tanah.“Ini membuat kejadian banjir lebih sering di daerah pantai,” ungkap Pakar Iklim dan Meteorologi BRIN Edvin Aldrian. (*/ibi)
Editor : Buliran News