BuliranNews, DEPOK – Pengalokasian anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49 ayat 1, yang “memerintahkan” agar pendidikan mendapatkan alokasi anggaran sebesar 20 Persen dari anggaran pemerintah, seyogyanya masih relevan diterapkan.
Namun, melihat mutu pendidikan di Indonesia yang masih belum bisa bersaing dengan dunia internasional, tentunya alokasi ini perlu dipertimbangkan untuk bisa ditingkatkan. Sebab, masih banyak persoalan sektor pendidikan yang perlu mendapat sentuhan dari anggaran negara yaitu persoalan sarana prasarana maupun persoalan kompetensi dari tenaga pengajar.
“Dibilang relevan, menurut saya masih relevan. Namun, kalau bisa berharap tentunya anggaran untuk sektor pendidikan ini bisa ditambah setidaknya hingga 22-24 persen. Kalau ini bisa dilakukan, saya optimis kualitas pendidikan dan juga mutu pendidikan di Indonesia akan meningkat,” kata seorang praktisi pendidikan di Kota Depok, Drs H Saroni.
Saroni yang akrab disapa Pak Roni itu menuturkan, sejak alokasi anggaran untuk pendidikan dinaikkan berdasarkan UU no 20 tahun 2003, pelan namun pasti kualitas pendidikan di Indonesia meningkat drastis.
Akan tetapi, dia tak menampik masih ada kebocoran yang harus dibenahi agar alokasi anggaran untuk meningkatkan kualitas anak bangsa itu benar-benar tepat guna, tepat sasaran dan juga tentunya tepat manfaat.
Stakeholder kependidikan menurutnya, telah bekerja secara maksimal untuk membenahi sektor ini. Walau peningkatannya belum sedrastis yang diharapkan, namun sudah jauh lebih meningkat dari sebelum-sebelumnya.
“Sebagai praktisi pendidikan yang berhubungan langsung dengan dunia kependidikan, seyogyanya kami tentu berharap, agar sekecil apapun itu, jangan ada lagi kebocoran atau alokasi anggaran yang tak tepat sasaran di dunia pendidikan,” imbuhnya.
Saroni optimis, kalau semua stakeholder bekerja dengan optimal dan kebocoran bisa diminalisir, tentunya persoalan peningkatan mutu pendidikan yang berdampak langsung pada peningkatan SDM generasi muda Indonesia, tinggal menunggu waktu untuk memetiknya. (ted)