BERBICARA soal kuliner, ternyata di Sulawesi tenggara sangat terkenal kuliner sarapan pagi bernama Kasuami. Kasuami ini makanan unik dan khas leluhur dari daerah Buton, Muna dan Wakatobi.
Menggunakan bahan dasar singkong, Kasuami umumnya berbentuk tumpeng atau gunungan dan berwarna putih kekuning-kuningan.
Namun ada yang berbeda di Kota Bau-Bau, Kasuami yang dimilikinya bernama Kasuami Pepe. Meski sama-sama dari singkong, namun ada yang berbeda dari segi rasa dan cara penyajiannya.
Seperti yang dijual di pasar tradisional Bau-Bau ini, Kasuami yang dijajakan berbentuk bulat lonjong layaknya bolu gulung.
Maulida (52) seorang pedagang jajanan khas Bau-Bau mengatakan cara pembuatan Kasuami Pepe berbeda dengan Kasuami pada umumnya, yakni melalui beberapa tahap.
Tahap pertama, ubi yang sudah dihaluskan, dibuat adonan kue dengan dicampurkan dengan minyak kelapa yang alami.
“Selanjutnya diamkan beberapa menit kemudian masukkan garam secukupnya. Setelah siap, adonan langsung dikukus selama 15 menit di atas tungku api dengan suhu panas yang sudah disesuaikan,” kata Maulida.
Apabila sudah matang, adonan pun diangkat kemudian dipipihkan menjadi bentuk lembaran kertas.
Proses pemipihan adonan ini disebut Pepe, atas dasar inilah mengapa namanya disebut Kasuami Pepe, tapi tidak hanya itu, masih ada yang membedakan dengan kasuami pada umumnya.
Selanjutnya jajanan sarapan pagi ini digulung. Namun saat digulung, kita harus menyiapkan bawang yang sudah digoreng.
Bawang goreng secukupnya diletakkan di tengah wadah gulungan, selanjutnya digulung bersamaan Kasuami Pepe. Bawang goreng tadi selain menambah cita rasa dan aroma yang berbeda, juga menjadi hiasan di atas Kasuami Pepe.
Dibungkus dengan plastik bening, maka Kasuami Pepe siap disajikan, atau dijual sebagai jajanan khas. Harganya pun sangat terjangkau, hanya Rp 5000 saja.
Kasuami Pepe ini sangat nikmat dimakan dengan ampas minyak kelapa yang sudah dikeringkan seperti abon. Paling nikmat juga disantap dengan secangkir kopi atau teh.***