BuliranNews, JAKARTA – Pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI sepakat pertumbuhan ekonomi pada tahun depan sebesar 5,2%.
Kesepakatan ini terjadi saat melakukan rapat kerja yang dipimpin oleh Ketua Banggar Said Abdullah. Sedangkan dari Pemerintah yang hadir adalah Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan dari Bank Indonesia yakni Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo.
Selain PDB, juga disepakati asumsi makro lainnya seperti inflasi di 3% dan nilai tukar rupiah Rp 14.350 per US$.
“Bapak ibu sekalian yang sungguh-sungguh kami hormati, setuju?,” ujar Said di ruang rapat Banggar, Selasa (14/9).
“Setuju,” jawab para anggota Banggar dan juga pemerintah.
Postur sementara untuk penerimaan negara sebesar Rp 1.846,1 triliun dari sebelumnya Rp 1.840,7 triliun. Kemudian belanja negara dari Rp 2.708,7 triliun menjadi Rp Rp 2.714,2 triliun. Ini terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.943,7 triliun (belanja K/L Rp 945 triliun dan non K/L Rp 998,8 triliun).
Lalu belanja TKDD Rp 770,4 triliun, terdiri dari transfer daerah Rp 702,4 triliun dan dana desa Rp 68 triliun. Selanjutnya, keseimbangan primer Rp 462,2 triliun dan defisit menjadi Rp 868 triliun atau 4,85% terhadap PDB.
“Itulah bapak ibu sekalian yang saya bacakan hasil kesepakatan panja A yang menjadi postur sementara APBN 2022,” jelasnya. (*/mij)