Dividen Rp 52 Miliar dari Perusahaan Bir Masuk ke Kas Pemprov DKI

, JAKARTA -19 yang berlangsung hampir dua tahun membuat keuntungan perusahaan bir, PT Delta Djakarta Tbk turun secara drastis. Tak tanggung-tanggung, penurunan hingga hampir 61 persen atau hanya sebesar Rp 123,5 miliar pada 2020. Angka itu turun drastis dibanding pada 2019, dengan keuntungan senilai Rp 317 miliar.

Meski begitu, PT Delta masih bisa memberikan dividen kepada pemegang ,  termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) . Perusahaan masih mampu memberi pembagian keuntungan perusahaan (dividen) kepada Pemprov DKI sekitar Rp 52,5 miliar, yang dibayarkan pada 24 September 2021.

“Sekali pun mengalami penurunan cukup tajam, untuk tahun buku 2020 PT Delta Jakarta masih mendapat keuntungan Rp 123,5 miliar,” kata mantan Komisaris Utama PT Delta Djakarta Tbk, Sarman Simanjorang dalam konferensi pers pengunduran diri dari jabatannya di Jakarta, Selasa (24/8).

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2021, kata dia, DKI Jakarta mendapat dividen sebesar Rp 52,5 miliar. Sarman menjelaskan, pada tahun buku 2020, penjualan yang dilakukan perusahaan mengalami penurunan sampai 33,9 persen akibat anjloknya kunjungan dalam dan luar negeri.

Selain itu, sambung dia, laba turun juga akibat banyaknya restoran, kafe dan hiburan malam yang ditutup. Tetapi, kata Sarman, dengan berbagai inovasi dan strategi penjualan yang dilakukan, kinerja PT Delta Djakarta tetap tumbuh positif sekalipun mengalami penurunan keuntungan yang cukup tajam.

“Bisa dibayangkan dalam kondisi ekonomi kita masih dalam posisi resesi PT Delta Djakarta masih mampu menyetor dividen sebesar itu (Rp 52,5 miliar) ke kas Pemprov DKI Jakarta,” ujar Sarman yang sekarang menjadi PT Geothermal Energy.

Baca Juga   Jatijajar Siap Jawab Kebutuhan Warga

Hal itu, tambah Sarman, membuktikan bahwa perusahaan emiten DLTA tersebut sangat dari sisi kinerja. PT Delta Djakarta Tbk, kata dia, juga memiliki prospek yang sangat bagus ke depan.

Adapun pemegang saham PT Delta Djakarta Tbk terdiri, San Miguel sebesar 58,33 persen (467 juta lembar saham) dan Pemprov DKI 26,25 persen (210 juta lembar saham), serta sisanya dimiliki publik sebesar 15,42 persen.

Sebelumnya, Gubernur DKI Rasyid Baswedan ingin menjual kepemilikan saham Pemprov DKI di perusahaan bir tersebut. Sayangnya, hingga kini, langkah itu terganjal belum mendapat dukungan dari , khususnya Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi dari PDIP.(*/rpl)