SELAIN penganan khas pa’liong atau beras yang dibakar dalam bambu, Toraja juga punya minuman beralkohol khas sejenis tuak, ballo‘ toraya namanya.
Lebih khasnya lagi, minuman yang terbuat dari getah pohon Nira ini, disajikan di dalam wadah berupabambu kecil.
Bagi masyarakat Toraja, sudah menjadi item penting bahkan menjadi bagian dari budaya mengkonsumsi ballo’ toraya. Sehingganya, budaya ini patut dilestarikan.
“Dalam setiap pelaksanaan ritual adat atau pesta adat Toraja, ballo selalu ada, baik sebagai kelengkapan upacara, maupun sebagai minuman buat para tamu,” kataĀ Hendrik Tangke, seorang warga setempat saat ditemui di sebuah pesta rambu solo’ atau upacara pemakanan.
Menurutnya, ballo’ yang dikonsumsi sekaligus saat udara dingin, diyakini mampu menghadirkan kehangatan dan menambah tenaga.
Proses pembuatan minuman ini hampir sama dengan tuak lain yakni fermentasi getah Nira yang dilakukan selama beberapa hari.
Rasanya ada dua pilihan yakni asam dan manis. Tergantung selera. (*)