SUMATERA BARAT, selain dikenal sebagai gudangnya kuliner, pun memiliki beragam kawasan wisata. Dibandingkan banyak daerah lain, Ranahminang patut berbangga, pariwisata daerah ini tak hanya dengan pantai dan pulau nan menawan. Danau yang indah, gunung-gunung yang menjulang tinggi serta ratusan bangunan cagar budaya. Juga ada panorama yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Diantaranya adalah panorama Tabek Patah yang berada di pinggang gunung berapi dan menjadi perlintasan utama masyarakat dari Batusangkar menuju ke Kota Bukittinggi. Pemandangan di Tabek Patah, sangat indah dengan hawa dingin dan sering berkabut.
Panorama Tabek Patah berada di Nagari Tabek Patah, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Panorama yang mengagumkan ini hanya berjarak sekitar 16 km dari pusat Kota Batusangkar, yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanah Datar.
Dari panorama ini bagi anda yang suka berwisata alam akan sangat menikmati. Sebab dari panorama ini kita bisa menikmati keindahan alam Nagari Tabek Patah dengan dihiasi lanskap pegunungan Merapi.
Panorama yang terletak diantara dua kota, Bukittinggi dan Batusangkar ini merupakan tempat yang sangat sejuk. Karena selain tempat ini merupakan perbukitan, di sekitar panorama ini juga terdapat hutan pinus yang menambah kesejukan saat berada di panorama ini.
Istilah Tabek patah berasal dari dua kata yaitu, tabek (kolam) dan patah (terbagi jadi dua bagian). Menurut sebuah cerita ada sebuah kolam yang patah, sehingga kolam tersebut terbagi jadi dua bagian. Di bagian utara dikenal dengan Talago Pakis. Sedangkan di bagian selatan disebut dengan Aie Taganang.
Menurut kepercayaan masyarakat di sekitar panorama ini, cerita tentang terjadinya Tabek Patah ada dua versi. Versi pertama mengatakan bahwa dulu kala di daerah tersebut hiduplah seorang kakek yang hidup dalam keadaan yang kurang menyenangkan, karena kakinya yang patah. Meski demikian ia memiliki sebuah kolam atau masyarakat setempat menyebutnya dengan tabek, yang berada di belakang rumahnya. Cerita yang beredar tersebut dan membuat masyarakat mengidentikkan kisah itu dengan asal-usul terjadinya Tabek Patah.
Pada cerita versi kedua mengatakan bahwa dahulu tabek (kolam) ini terbagi menjadi dua bagian, lalu menjelma menjadi danau, maka orang-orang menamai danau itu dengan Danau Talago Pakis dan Danau Aie Taganang. Hingga sekarang masyarakat sekitar mempercayai kedua versi asal-usul Tabek Patah, meski kebenaran cerita tersebut belum diketahui pasti hingga kini.
Tak hanya panorama indah yang disajikan di daerah ini, namun ada keunikan lainnya yaitu Ikan Puyu. Ikan Puyu adalah ikan air tawar yang hanya hidup di sekitar Tabek Patah, sehingga masyarakat sekitar mengatakan Ikan Puyu ialah Ikan Khas Tabek Patah, yang anda bisa nikmati sebagai lauk pauk tradisonal khas Nagari Tabek Patah.
Selain itu untuk menghangatkan diri karena udara dingin nan sejuk di panorama, tak jauh dari Tabek Patah terdapat sebuah Usaha Kopi bernama Kiniko. Usaha tersebut juga menyiapkan untuk anda kafe dengan nuansa alam yang natural, sehingga anda bisa menikmati panorama sambil menyeruput Kopi khas Kiniko. Kopi Kiniko memiliki aroma harum biji kopi yang orisinil, dijamin anda pengen mencobanya. Selian itu kafe juga menyediakan Air Daun Murbei yang berkhasiat bagi tubuh anda. Bagi anda yang ingin menurunkan berat badan silahkan mencoba Air Daun Murbei. ***