BuliranNews, JAKARTA – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), sesungguhnya dibentuk dengan tujuan mulia agar masyarakat Indonesia terutama generasi muda memahami arti dan makna dari Pancasila itu sendiri sekaligus menjadikan generasi muda hatinya bisa lebih dekat dengan lambang negara itu.
Namun belakangan, kinerja BPIP yang dibentuk langsung oleh presiden semakin tidak jelas. Terbaru, lomba penulisan artikel yang diadakan BPIP, tema yang dilombakan dianggap tidak ada hubungannya sama sekali dengan hari santri.
“Menyikapi kondisi terkini, BPIP yang semakin kehilangan ruh sebaiknya dibubarkan saja,” kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin
Terkait lomba penulisan artikel yang ditujukan untuk memperingati hari santri, Ujang berpendapat BPIP sepertinya 0sedang mencari cari kegiatan untuk memperingati hari santri. Namun, temanya tidak ada hubungannya sama sekali. Mestinya temanya hubungan Pancasila dengan Islam dan sebagainya.
Apa yang dilakukan BPIP terkait hal di atas, menurutnya banyak lembaga lain yang bisa melakukannya. Karena peran dan fungsinya yang semakin tidak jelas itu, Ujang Komarudin menyarankan pembubaran lembaga tersebut.
“Ya, bubarkan saja itu BPIP. Mungkin ini jauh lebih baik,” kata dia.
Ujang yakin, meski banyak masyarakat yang mengkritik kegiatan tersebut, lomba yang digagas BPIP itu akan tetap berjalan.
“Mereka akan tetap lanjut. Tanpa mengindahkan kritik publik,” kata dia.
Sebelumnya, peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah, merespon keras lomba penulisan artikel yang diselenggarakan BPIP. Lomba itu mengangkat tema ‘Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’, BPIP dinilai telah kehilangan arah.
âIni seperti kehilangan arah yang akut, seperti mengidap skizofrenia, dalam merespons isu-isu besar nasional. Sehingga, tidak tahu dan tak mengerti apa yang harus dilakukan,â kata Toto, dalam siaran persnya, Sabtu (14/8).
Skizofrenia adalah proses berpikir terbelah yang halusinatif dan paranoia,
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Benny Susetyo, menjelaskan lomba untuk pemaknaan nilai-nilai keagamaan dalam memperkuat kebangsaan. Toto namun berpendapat, lomba yang digelar BPIP itu sama sekali tak menggambarkan kecerdasan, sensitivitas dan aktualitas tentang apa yang seharusnya dilakukan lembaga negara. Bahkan, menurutnya, lomba yang diadakannya justru berpotensi merusak spirit Pancasila, yang seharusnya menjadi misi luhur BPIP.
Poster terkait informasi lomba ini disampaikan BPIP melalui akun Twitternya, Rabu (11/8). Lomba ini diadakan untuk memperingati Hari Santri Nasional. Ada dua tema yang diusung dalam lomba penulisan artikel ini, yaitu Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam. Lomba berhadiah total Rp 50 juta. (*/rpl)