BuliranNews, SYRACUSE – Kejadian tak biasa terjadi di Italia, dimana wilayah selatan negeri Piza itu, tepatnya di Kota Syracuse Pulau Sisislia, terdeteksi suhu panas yang temperaturnya mencapai 48,8 derajat celcius. Kejadian yang berlangsung pada 11 Agustus lalu, adalah yang tertinggi di Eropa.
Sementara suhu udara terpanas juga tercatat di bagian lain di dunia pada hari yang sama. Hal itu tercatat di Kota Tunis, ibukota Tunisia. Di sini, temperatur atau suhunya malah menyentuh angka 49 derajat.
Catatan suhu ekstrem di Eropa selatan dan Afrika utara ini hampir bisa dipastikan karena pemanaan global. Cuaca panas dan kering itu pula yang telah memicu kebakaran hutan dan lahan di banyak lokasi.
Di Italia, misalnya, status darurat kebakaran telah dideklarasikan. Sedang di Yunani, sebanyak ribuan orang harus dievakuasi dari Pulau Evia yang semakin dikepung api karena kebakaran yang meluas.
Penyebab langsung dari gelombang panas yang terjadi itu adalah pusat tekanan tinggi yang memanjang di atas kawasan Mediterania, membentuk apa yang dikenal sebagai kubah panas.
Apa yang terjadi saat ini mengingatkan saat suhu udara Prancis menembus rekor baru 45 derajat Celsius pada Juni 2019 lalu. āAnalisis kami waktu itu telah menyatakan kalau kejadian seperti itu bisa lima kali lebih sering karena perubahan iklim,ā kata Peter Stott dari Badan Meteorologi Inggris Raya.
Dia menambahkan, āMeski kami belum mampu melakukan studi yang lebih dalam, saya kira sudah jelas kalau perubahan iklim telah membuatnya lebih ekstrem lagi.ā Stott menunjuk peristiwa yang sekarang.
Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Dunia, rekor suhu terpanas di Eropa sebelumnya adalah 48 derajat Celsius yang dicatat di Athena, Yunani, pada 1977. Pencatatan rekor yang terbaru harus melalui validasi oleh WMO sebelum diakui secara resmi, yang artinya memeriksa akurasi stasiun cuaca dan setelan instrumen-instrumennya.
Maximiliano Herrera, yang mengamati kejadian-kejadian suhu ekstrem di dunia, mengatakan stasiun cuaca di Italia memiliki instrumen berkualitas tinggi dan terpelihara baik. Menurutnya, catatan suhu panas terbaru bakal terkonfirmasi.
Berdasarkan laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim yang terbit awal pekan ini, Bumi memang telah menghangat 1,09 derajat Celsius di atas level suhu udara rata-rata 1850-1900 lalu. Pemanasan global ini menciptakan cuaca ekstrem seperti gelombang panas terbentuk lebih sering, dan lebih parah. (**/new scientist)