BuliranNews, JAKARTA – Titel kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia atau Liga 1, resmi memiliki sponsor baru. Bank Rakyat Indonesia (BRI) didapuk sebagai sponsor utama. Dengan kesepakatan itu, otomatis nama kompetisi pun berubah menjadi BRI Liga 1.
Dengan kesepakatan tersebut, tak hanya nama kompetisi yang berubah. Logo kompetisi yang rencananya digulirkan pada 27 Agustus pun berubah. Dengan dominasi warna biru dengan kepakan sayap garuda menjadi andalan PSSI pada kompetisi itu.
PSSI selaku operator Liga 1, menjadikan burung Garuda sebagai filosofi dengan sejumlah alasan yang kuat. Diantaranya bermakna beraneka-ragaman yang ada dalam sepakbola. Mulai dari fair play, unity (kesatuan) hingga keberanian.
“Tak hanya mempertimbangkan pada nilai estetika, namun juga harus berdasarkan dengan nilai filosofi,” ujar Direktur PT LIB,Akhmad Hadian Lukita.
“Pembuatan logo BRI Liga 1 2021, disitu ada bentuk seperti kepala burung dari garuda,” jelasnya.
Bentuk logo ini nampak bulat yang berarti persatuan dan kesatuan.
“Kombinasi dari kedua bentuk dalam logo BRI Liga 1 2021 memfilosofikan garuda sebagai bentuk kekuatan, keberanian, semangat pantang menyerah, dan ketahanan akan selalu dijaga dan membawa sepakbola Indonesia bisa terbang tinggi dengan prestasi dan mampu meraih cita-cita terbaik untuk Bangsa Indonesia,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan alasan BRI berani menjadi sponsor utama Liga 1 adalah sesuai visi misi mereka yang ingin melayani masyarakat luas. Dimana baginya sepak bola adalah olahraga yang dicintai oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia.
“Terima kasih atas PSSI dan LIB memberikan kesempatan kepada BRI memajukan sepak bola Indonesia,” ucap Sunarso.
“Alasan kami jadi sponsor Liga 1 adalah sejak 2016 kita transfer ke digital untuk melayani masyarakat luas dan visi misi ini sesuai dengan sepak bola yang dicintai masyarakat luas,” sambungnya.
“Dengan BRI Liga 1 kami ingin melanjutkan momentum kebangkitan ekonomi nasional. Kami optimis ini awal kebangkitan nasional. Dengan mendukung secara langsung sepak bola, maka bisa menggerakkan kembali ekonomi nasional di sepak bola,” pungkas Sunarso. (*/blb)