PRODUSEN smartphone terbesar di China, Huawei dikabarkan sedang menggarap smartphone dengan layar fleksibel. Informasi ini diterbitkan oleh Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO). Lalu, situs web LetsGoDigital juga menyajikan gambar yang memberikan gambaran tentang desain perangkat tersebut.
Diketahui bahwa smartphone fleksibel Huawei yang akan datang itu, bakal mengusung layar POLED fleksibel pada substrat plastik. Hal itu terkait penggunaan mekanisme pendukung khusus berdasarkan magnet.
Saat dibuka sepenuhnya, smartphone akan dapat berfungsi sebagai tablet kecil. Kamera multi-modul dengan susunan elemen vertikal akan ditempatkan di bagian belakang casing. Ilustrasi paten menunjukkan tiga unit optik, tetapi konfigurasinya secara teoritis bisa berbeda. Jika perangkat ini benar bakal masuk ke pasar, kemungkinan ia akan dinamai Mate X Rollable.
Disamping rumor tentang penggarapan smartphone rollable, raksasa teknologi Cina itu, baru saja mengumumkan laporan keuangan untuk paruh pertama tahun ini. Jika pada kuartal kedua tahun lalu Huawei menjadi pemimpin di pasar smartphone global, sekarang perusahaan telah meninggalkan posisi lima besar untuk pertama kalinya selama tujuh tahun. Pada saat yang sama, pendapatan perusahaan pun menurun sekitar 30%, serta mengalami penurunan pula di segmen perangkat konsumen sampai 47%.
Secara absolut, pendapatan Huawei masih signifikan. Pada paruh pertama tahun ini, perusahaan menerima hampir $50 miliar dalam hal nilai tukar saat ini. Margin laba bersih dibandingkan tahun lalu mampu tumbuh dari 9,2% menjadi 9,8%. Hal ini dijelaskan perusahaan melalui peningkatan efisiensi operasional.
Tahun lalu, penjualan elektronik konsumen, yang mencakup smartphone, membawa Huawei lebih dari setengah dari semua pendapatan. Tetapi pada paruh terakhir tahun ini, pendapatan profil turun 47% menjadi $18,6 miliar, mencerminkan kerugian perusahaan di segmen smartphone.
Dinamika negatif juga terlihat di segmen solusi telekomunikasi. Pendapatan profil turun 14%, perusahaan menghubungkan ini dengan perlambatan dalam perluasan jaringan 5G di Cina. Namun, di masa depan, bisnis inti Huawei kemungkinan bakal kembali tumbuh. Sebab, kecepatan peluncuran 5G di RRC mulai meningkat lagi bulan lalu. (**/bis)