BuliranNews, LEBAK – Banjir besar yang melanda wilayah Lebak pada Senin (9/8) malam yang dipicu hujan lebat disertai angin kencang, menyebabkan jembatan Muhara roboh dan patah dua sehingga tak bisa dilintasi oleh kendaraan dan juga masyarakat setempat.
“Akibat robohnya jembatan itu, jalur Cipanas-Lebak Gedong-Warung Banten-Sukabumi terputus,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Selasa (10/8).
Jembatan Muhara yang berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) sangat vital untuk menghubungkan transportasi antara provinsi Banten dan Jawa Barat.
Saat ini, ruas jalan tersebut tidak bisa dilintasi angkutan kendaraan roda dua maupun roda empat. Padahal, jembatan tersebut baru dibangun pascabencana 2020.
“Kami berharap jembatan itu bisa kembali dibangun, karena mobilisasi lalu lintas di wilayah itu cukup tinggi,” katanya.
Ia mengaku sejauh ini pihaknya belum menerima laporan adanya korban jiwa akibat robohnya jembatan Muhara tersebut. Hujan lebat disertai angin kencang di wilayah itu berlangsung Senin sore hingga malam itu juga mengakibatkan sejumlah daerah mengalami banjir.
BPBD Lebak kini melakukan pendataan bagi warga yang terdampak bencana banjir maupun longsor. “Kami berharap warga dapat meningkatkan kewaspadaan agar tidak menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Sementara itu, Usman (45) warga Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengatakan bahwa keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya karena daerahnya dilanda banjir.
“Sampai pagi ini kondisi rumah masih tergenang banjir setinggi 70 sentimeter,” katanya. (*/rep)