BuliranNews, CATALAN – Selesai sudah dharma bhakti Lionel Messi di Barcelona. Pengabdian selama 20 tahun yang telah dilaluinya selama ini, harus berakhir dengan cara yang justru tak diinginkan kedua belah pihak. Penyebabnya adalah kondisi keuangan Barca yang bobrok dan bisnis yang carut marut yang dijalani manajemen klub besar tersebut.
Sebagaima diketahui, drama Lionel Messi dan Barcelona menemukan ujungnya pada 30 Juni kemarin, Messi yang sudah habis kontraknya di Barcelona dan berstatus bebas transfer benar-benar harus angkat koper.
Walaupun awalnya kedua belah pihak telah sepakat dengan sistem kontrak yang baru, dimana Messi rela gajinya dipotong, namun akhirnya takdir berbicara lain. Campur tangan dari pengelola Liga Spanyol terkait financial fair play harus membatalkan kesepakatan antara Lionel Messi dan Barcelona.
La Pulga jelas sebuah talenta yang maha hebat yang tak kan mungkin dilahirkan Barcelona dalam waktu yang singkat, namun di sana pula persoalannya. Sebagai talenta yang hebat, Messi tidak dijaga sebagaimana mestinya.
Messi bisa dibilang sebagai korban carut marut bisnis Barcelona. Beberapa tahun terakhir, Barcelona begitu buruk dalam bisnis jual-beli pemain.
Khususnya soal pembelian, Barcelona suka beli pemain dengan harga fantastis lalu diberi gaji besar. Apa daya, si pemain itu justru berujung gagal!
Sebut saja seperti Philipe Coutinho, Ousmane Dembele, Miralem Pjanic, sampai Antoine Griezmann. Kalau ditotal, seluruh pembelian pemain itu mencapai angka 450 juta Euro atau setara Rp 7,6 triliun.
Hasilnya, Coutinho dan Dembele langganan cedera malah Coutinho sampai dipinjamkan ke Bayern Munich. Pjanic tidak cocok dengan gaya pelatih Ronald Koeman, pun Griezmann masih belum segahar di Atletico Madrid.
Gaji-gaji mereka pun fantastis. Griezmann jadi pemain dengan gaji tertinggi di klub setelah Messi cabut dengan bayaran Rp 11 miliar per pekan.
Coutinho juga masuk pemain dengan gaji tertinggi walau sering cedera. Bayarannya per pekan mencapai angka Rp 7 miliar.
Barcelona memang mau melepas nama-nama tersebut di bursa transfer musim panas ini. Apa daya, peminatnya sepi karena musim lalu penampilan mereka meredup.
Walau gaji mereka dipotong 50 persen, Barcelona masih jatuh-bangun untuk menstabilkan neraca keuangan.
Sebagai catatan, Barcelona punya batasan anggaran gaji senilai 382,717 juta Euro (setara Rp 5,5 triliun) untuk musim 2020/2021. Pengeluaran gaji Barca sebelum pandemi ada di angka 671,43 juta Euro (Rp 11 triliun).
Bisnis Barcelona tampaknya harus dibenahi. Supaya cerita kelam Lionel Messi yang bak menjadi korbannya, tidak terjadi lagi. (aff/cas)