BuliranNews, KUALA LUMPUR – Meledaknya kasus harian dan juga positif Covid-19 di negeri jiran Malaysia, tak hanya membuat masyarakat kalang kabut, Namun juga berimbas pada stabilitas politik di sana. Dimana, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin memutuskan sendiri perpanjangan status darurat tanpa restu Raja Malaysia.
Akibatnya kritikan dan protes datang bertubi-tubi dari parlemen untuk menyerang sang perdana menteri yang menggantikan Mahatir Muhammad itu.
Tak cukup sampai di sana, penolakan keras terhadap perpanjangan status itu pun berujung pada pengunduran diri sejumlah menteri di kabinet pemerintahan Muhyiddin. Salah satunya Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Malaysia, Shamsul Anuar Nasarah, yang mengundurkan diri dari pada Selasa (3/8).
“Setelah mempertimbangkan pendirian dan keputusan partai, sebagai anggota UMNO (partai) yang patuh dan setia kepada partai, saya mengundurkan diri dari Kabinet Menteri Pemerintahan Federal” ujar Shamsul seperti yang dikutip dari Malay Mail (3/8).
“Saya berterima kasih kepada semua pihak dan staf kementerian Energi dan SDA. Fokus saya setelah ini adalah tugas saya sebagai anggota parlemen untuk Lenggong dan membantu memperkuat partai di tengah tantangan situasi politik ini” ujarnya menambahkan.
Tidak berhenti disitu, pengunduran diri menteri di tengah gejolak politik dan lonjakan kasus Covid-19 berlanjut ke Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia, Noraini Ahmad. Pengunduran diri Noraini diduga sebagai bentuk kesetiaan pada Partai Organisasi Persatuan Melayu Nasional (UMNO) sekaligus bentuk protes ditetapkannya status darurat nasional.
UMNO merupakan partai politik terbesar di Malaysia. Partai ini mengkritik keras kebijakan perpanjangan status darurat nasional di Malaysia dan mendesak Muhyiddin mengundurkan diri karena dianggap gagal menangani pandemi.
Tercatat sebanyak delapan anggota UMNO di parlemen meneken surat pernyataan penarikan dukungan dari Muhyiddin. Perpanjangan status darurat nasional Malaysia yang dilakukan Muhyiddin dianggap oposisi sebagai taktik menghindari pemungutan suara di parlemen terkait dukungan terhadap pemerintahannya.
Oposisi menuduh Muhyiddin menunda pemungutan suara atas mosi tidak percaya di parlemen hingga September untuk menggalang dukungan. Aksi protes juga terlihat di jalanan kota, setelah pada dua minggu lalu konvoi mobil berbendera hitam meramaikan ruas-ruas jalan di Malaysia (24/7).
Dilaporkan sekitar 10 mobil terlihat berjalan beriringan selama satu jam mengitari pusat-pusat ibu kota. Selain di ibu kota, aksi serupa juga terjadi di daerah lain seperti Johor, Kedah, Melaka, Penang, Pahang, Sabah, Kucing, Sarawak, Perak, dan Selangor.
Data WHO menyebut pada 6 Agustus sebanyak 20.596 kasus positif terjadi dengan total kasus mencapai 1.203.706 dan kasus kematian menyentuh angka 10.019. (imb/fea)