PENJUALAN kendaraan roda dua atau sepeda motor selama masa pandemi Covid-19, menunjukkan grafik yang sangat signifikan. Sepeda motor ternyata merupakan sarana transportasi yang paling diminati di Indonesia. Meski tahun lalu penjualan motor sempat tertekan, namun tahun ini penjualanya pun sudah mulai merangkak naik.
Ketua Bidang Komersil Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala mengatakan, pertumbuhan itu terlihat berdasar total penjualan sepanjang semester pertama 2021.
“Pertumbuhanya cukup signifikan. Jika dibandingkan total sales pada semester pertama 2020, maka total sales pada semester satu tahun ini naik 29,9 persen,” kata Sigit.
Pertumbuhan ini tentu jadi angin segar bagi sejumlah pihak. Mengingat, hal ini sekaligus mengindikasikan adanya pemulihan daya beli masyarakat dan mengindikasikan pemulihan pasar kendaraan roda dua.
Menurutnya, sepanjang semester pertama tahun lalu, catatan penjualan kendaraan roda dua berada pada level 1,8 juta unit. Pada Januari hingga Juni 2021, total sales naik pada level 2,4 juta unit.
Melihat pertumbuhan ini, ia pun optimistis targer sales pada tahun ini mampu tercapai. “Kami optimistis. Meskipun, capaian itu sangat bergantung dengan perkembangan terkait pandemi dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM),” ucapnya.
Secara rinci, penjualan pada semester pertama ini paling banyak terjadi pada bulan Maret, April dan Juni. Karena, pada tiga bulan tersebut, penjualan sepeda motor berada pada kisaran 400 ribu hingga 500 ribu unit per bulan.
Selain bulan tersebut, penjualanya berada pada level 300 ribu dan 200 ribu unit per bulan. Dari sini, terlihat bahwa penjualan bulanan masih sangat fluktuatif bergantung pada kondisi pandemi dan daya beli masyarakat.
Soal jenis produk, ia menekankan bahwa sepeda motor scooter masih jadi produk yang paling diminati. “Kontribusi scooter mencapai 86 persen,” kata dia.
Artinya, ada sekitar 1,6 juta scooter yang terjual pada semester pertama. Sisanya, penjualan disumbang oleh motor underbone atau bebek dan motor sport dengan kontribusi masing-masing sekitar 6,9 persen dan 6,2 persen. (*/rpl)