SEDERHANA, bersahaja. Itulah dua kata yang akan terlontar saat pertama kali bertemu dengan Walikota Bukittinggi, H Erman Safar.
Meski terkesan pendiam, namun pria kelahiran 13 Mei 1986 ini, akan nyinyir saat berbicara akan kemajuan Kota Bukittinggi dan peningkatan kesejahteraan warganya.
Bukti keseriusannya itu adalah puluhan penghargaan diterima Kota Bukittinggi sejak alumnus Universitas Padjajaran Bandung ini memimpin Kota Jam Gadang.
Tak sekadar mengejar penghargaan, program Bukittinggi Hebat yang digaungkannya pelan tapi pasti, mampu mengurangi angka kemiskinan warga kota seluas 25 Km2 itu secara perlahan.
Langkah hebat tersebut juga dirasakan masyarakat melalui berbagai program, mulai dari penganggaran biaya komite sekolah, iyuran BPJS, guru honorer dan lain sebagainya.
Tabungan Utsman yang nyaris setiap tahun menerima award dari pemerintah provinsi Sumatera Barat dan juga pemerintah pusat tak bisa diabaikan.
Erman Safar seakan menjadi jembatan penghubung terbaik antara pemerintah daerah.
Duet H Erman Safar dan H Marfendi pun melengkapi wajah pariwisata Kota Bukittinggi dengan menghadirkan food court terbesar di Sumatera Barat yaitu Stasiun Lambuang.
Tak terasa, masa pengabdian Erman Safar – Marfendi akan segera berakhir. Tentunya banyak masyarakat di Kota Sanjai itu mengharapkan keberlanjutan masa pengabdian keduanya sebagai pemimpin di Kota Bukittinggi.
Pesta demokrasi pemilihan kepala daerah yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang, tentunya menjadi jawaban apakah Erman Safar akan kembali bertarung untuk mengamankan kursi Bukittinggi 1 bersama Buya Marfendi, atau mereka pecah kongsi.
Hanya mereka yang bisa menjawabnya, yang pasti, siapapun pemimpin kedepannya, Kota Bukittinggi tetap membutuhkan pemimpin yang sederhana, merakyat dan kaya program untuk kemaslahatan warga Koto Rang Kurai tersebut. (teddy)