Salah satu etnis yang menganut sistim matrilineal di dunia yaitu Suku Garo yang tersebar di Meghalaya yaitu India dan Bangladesh. Mereka menyebut diri sebagai A·chik Mande yang berarti secara harfiah adalah “orang bukit,” dari asal kata a·chik “bukit” + mande “orang”) atau hanya A·chik atau Mande. Sama seperti penjelajah orang Eropa pada mula kedatangannya menyebut orang Melayu sebagai Orang Gunung sebagaimana halnya banyak pegunungan di pedalaman Sumatera.
Di Sijunjung saya pernah panggilan Aciak dan panggilan Mandeh ini juga ada saya dengar di Pariaman. Biasanya di Luhak Lima Puluh Koto saya lebih sering mendengar panggilan Amak dan Uncu. Ada pun di Malaysia saya mendengar panggilan Mak Cik dan Pak Cik. Dan kalau dilihat-lihat benar tekstur wajah dari Suku Garo ini banyak miripnya dengan orang Suku Minangkabau yang sama-sama menganut sistem matrilineal.
Kesamaan sistim matrilinealnya adalah kekuasaan di dalam rumah dipegang oleh perempuan sedangkan dalam hal politik dipegang oleh laki-laki. Adapun ketika laki-laki menikah maka ia akan tinggal di rumah kaum istrinya dan ketika anak-anak laki-laki sudah mulai besar maka ia akan tinggal di sebuah asrama seperti halnya laki-laki yang belum menikah tinggal di surau.
Feni Efendi, pencatat memori kolektif.