Pertanian Penompang Utama Ketahanan Pangan Indonesia

Pertanian Penompang Utama Ketahanan Pangan Indonesia

Buliran.com – Pertanian adalah penompang utama bagi sebuah negara agraris terutama Indonesia. Kekayaan sumber alam dan iklim khatulistiwanya sesungguhnya bisa menjadikan Indonesia . Tetapi pada kenyataannya tidak. Dari dahulu sampai sekarang kita masih belum benar-benar mandiri terutama dalam pangan. Ketersediaan SDA yang tidak dibarengi dengan ketersediaan SDM yang kompeten menyebabkan masalah yang berkepanjangan.

Permasalahan ini coba di angkatkan dalam acara Talk Show Tebar Salam Spesial di Radio Safasindo 98.2 FM jam 10 .00 sampai jam 12.00 siang pada hari Minggu tanggal 11 Juni 2023 bersama Penyiar Kak Indah.

Melalui program kerjasama Rumah Keluarga Indonesia dan Radio Safasindo ini telah mengundang narasumber-narasumber hebat yaitu Seprianto , ketua Kelompok Tani Panta dari Timur dan Drh. Syahrizal, M.Sc , Dewan Pakar Maporina dan Koordinator Jema'ah Tani Paliko. Talk show ini mengangkat tema : Pemuda Cinta Pertanian Kuatkan Ketahanan Pangan Untuk Kedaulatan Bangsa.

Seprianto sebagai Ketua Kelompok Tani Panta menyatakan bahwa kecintaan beliau pada dunia pertanian adalah bermulai dari kepedulian beliau terhadap masalah pertanian seperti lahan-lahan kosong yang terabaikan dan ketidakstabilan harga pangan. Menyelami dan mempelajari tentang dunia pertanian menyebabkan seprianto jatuh cinta dan bersama teman- temannya , beliau membentuk kelompok tani panta yang berjumlah 30 orang. Menurut Seprianto, petani sejati adalah pembelajaran sejati yang berwawasan pertanian dan mau berbagi dengan lingkungannya. Pemuda harus berani, dan tidak malu menjadi petani. Sesungguhnya dengan menjadi petani, kita mampu mandiri dan menjadi bangsa yang berdaulat.

Drh. Syahrizal. Msc, Dewan Pakar Maporina Sumbar ( Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) menyatakan bahwa keresahan beliau terhadap ketergantungan petani pada pupuk kimia dan efek sampingnya baik terhadap lingkungan dan masyarakat menyebabkan beliau bangkit bersama membangun Maporina Sumbar pada tahun 2020.

Baca Juga   Kepunahan Komodo di Depan Mata!

Sesungguhnya proses edukasi dan penyuluhan yang tidak mudah untuk menghilangkan mindset masyarakat yang sudah lama dikuasai pupuk kimia dengan konsep pertanian praktis. Maporina berjuang untuk mengembalikan pertanian ke pertanian organik yang ramah lingkungan, murah dan . Pelahan tapi pasti , Maporina telah membangun beberapa hektar lahan pertanian organik yang berintegritas dengan peternakan.

Ketidakstabilan harga Saprotani dan Sapronak menjadi buah pahit yang harus ditelan oleh petani ternak untuk terus bertahan. ‘Pembodohan' petani ini, yang menjadikan petani sebagai objek untuk kepentingan oligarki oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab sungguh miris sekali. Namun begitu, melalui teknik pertanian yang baik, doa dan kerja keras, kita bisa mandiri. Pertanian organik tidak menghasilkan panen yang banyak dalam waktu singkat tapi bisa menekan biaya produksi. Dalam jangka panjang produk pertanian organik mampu memberi hasil yang maksimal dan mempunyai masa depan yang cerah seiring dengan meningkatnya kesedaran masyarakat akibat risiko residu pupuk kimia dan pestisida sintetis. Drh Syahrizal juga memberikan -tips Untuk mendapatkan hasil panen yang benar-benar menguntungkan yaitu biaya produksi haruslah tidak lebih dari 25% dan biaya pakan ternak tidak lebih dari 10k untuk pertambahan 1kg bobot ternak.

Drh. Syahrizal. M.Sc menghimbau pemuda, masyarakat dan pemerintah untuk kembali bangkit dan peduli pada pertanian kita demi generasi masa depan dan kedaulatan bangsa kita. Kemandirian pangan adalah kenescayaan untuk sebuah kedaulatan bangsa dan negara. Kepada pemuda melinial, Drh Syahrizal menghimbau jadilah pemuda melinial yang menciptakan bukan yang mencari. Berhentilah menjadi pesuruh. Lebih baik menjadi kepala tikus yang kecil daripada jadi ekor sapi. Kepada pemuda dan masyarakat, beliau secara pribadi dan Maporina khususnya siap membantu dan membimbing bagi yang mau belajar dan bangkit bersama membangun pertanian organik yang berintegritas dan mandiri. (Hayat Mardhotillah)

Baca Juga   Heboh Tanaman Penghasil emas 5 Gram, Yang sangat Subur di Indonesia Jadi Incaran Asing