KABAR mengejutkan dirilis oleh tim penasihat keuangan Deloitte, dimana disebutkan jika Tim-tim besar Eropa di mana perkiraan banyak orang mereka memiliki banyak uang, ternyata tak sesuai dengan kenyataan. Mereka justru harus menanggung utang besar pada 2022. Hal tersebut terjadi karena ada dua faktor, yakni salah urus dan dampak pandemi Covid-19.
Tim penasihat keuangan Deloitte dilansir dari Ace Football, Kamis (2/6), mengeluarkan laporan tahunan tentang klub-klub yang paling banyak memiliki utang. Menurut analisis mereka, Barcelona adalah klub teratas paling banyak utang di antara semua klub sepak bola Eropa. Jumlah utang Blaugrana mencapai 1,35 miliar euro atau setara Rp 20,8 triliun dengan kurs saat ini.
Juventus membuntuti di posisi kedua dengan jumlah utang 900 juta euro (Rp 13,9 triliun) yang diikuti Tottenham Hotspur 826 juta euro (12,7 triliun). Di posisi keempat, ada Inter Milan dengan nilai utang 702 juta euro (Rp 10,8 triliun) yang disusul peraih scudetto musim 2021/2022 AC Milan sebesar 666 juta euro (Rp 10,3 triliun).
Kemudian, juara La Liga, Real Madrid, menempati posisi keenam dalam daftar utang terbanyak di Eropa, yakni 662 miliar euro (Rp 10,2 triliun). Diikuti Arsenal dengan utang 625 miliar euro (Rp 9,67 triliun). Atletico Madrid menyusul di posisi kedelapan dengan nilai utang 523 miliar euro (Rp 8,09 triliun). Manchester United dan Liverpool melengkapi daftar 10 besar tim Eropa dengan utang tertinggi, yakni 450 miliar euro (Rp 6,96 triliun) dan 386 miliar euro (Rp 5,97 triliun).
Hanya ada empat klub Eropa yang saat ini bebas dari utang, yaitu Manchester City, Chelsea, Paris Saint-Germain (PSG), dan Leicester City. Kabar ini sangat menggembirakan bagi pemilik baru the Blues Todd Boehly, pemimpin konsorsium asal Amerika Serikat. Dia tak perlu membayar utang di awal kepemilikannya.
Boehly sendiri menyatakan ingin melihat Chelsea lebih sukses setelah berganti kepemilikan. “Kami melihat ada visi dan ambisi yang lebih besar lagi, tentu kami ingin Chelsea semakin berjaya,” kata dia.
Utang besar yang diemban oleh klub-klub besar Eropa tersebut sebagian ditujukan untuk memperkuat tim demi trofi. Mereka belanja pemain besar-besaran meski harus mengeruk kantong mereka sangat dalam dan belum tentu hasilnya sesuai harapan.
Barcelona memang tim Eropa yang banyak mendapatkan sorotan karena situasi internal dan utangnya ketika era Presiden Josep Maria Bartomeu. Ia mengundurkan diri pada 27 Oktober 2020 lalu yang terlibat skandal Barcagate. Presiden terpilih Joan Laporta mencoba mengembalikan Barcelona ke kejayaan.
Dengan utang yang menumpuk, Barcelona tanpa mendapatkan gelar satu pun musim 2021/2022. Pasukan Xavi Hernandez tersingkir dari Liga Champions dan Liga Europa, gagal di Copa del Rey, dan hanya finis di posisi kedua klasemen akhir La Liga.
Rival mereka, Real Madrid, sedikit lebih beruntung karena pada musim 2021/2022 mereka meraih tiga trofi bergengsi, yakni Liga Champions, La Liga, dan Piala Super Spanyol. Dari sepuluh tim teratas dalam daftar utang terbanyak, hanya ada empat tim yang meraih trofi musim 2021/2022. Selain Madrid, ada Inter Milan, AC Milan, dan Liverpool.
Adapun empat tim Eropa yang tak memiliki utang pada 2022 sama-sama mempersembahkan trofi. Manchester City meraih gelar Liga Primer Inggris. Sementara, Chelsea mengangkat trofi Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub. Lalu, ada Leicester City yang meraih trofi Communit Shield.
Paris Saint-Germain (PSG) menjadi klub yang dominan di Ligue 1 Prancis. Dengan pemain bertabur bintang, mereka menjadi kampiun Ligue 1. “Sangat penting menjaga neraca agar tetap seimbang dan yang paling penting bebas dari utang,” kata Presiden Direktur PSG Nasser al-Khelaifi. (*/rep)