Rusia Ngamuk, Eropa Jadi Korban

BuliranNews, MOSKWA dan Ukraina lagi-lagi memakan korban. Kali ini negara yang harus terkena dampak adalah Belanda.

BUMN energi Rusia, , mengkonfirmasi akan memotong pasokan gas alam ke perusahaan perdagangan gas Belanda GasTerra, Selasa (31/5). Ini akibat balas dendam Rusia ke Uni (UE) yang mewajibkan pembelian energi menggunakan Rubel.

“Gazprom Export telah memberi tahu GasTerra tentang penangguhan pasokan gas mulai 31 Mei 2022,” bunyi pernyataan di saluran Telegram Gazprom, dikutip CNN International.

“(Ini akan berlangsung) hingga pembayaran dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh keputusan tersebut,” lanjut pernyataan tersebut.

Belanda bukan satu-satunya yang menjadi korban. Perusahaan energi Denmark, Rsted Denmark, juga mendapat warning Senin, meski belum diketahui apakah pemotongan supply gas resmi sudah dilakukan.

Perlu diketahui, keduanya sama-sama menolak membayar gas dalam rubel. “Perjanjian berisi klausul tentang pembayaran dan mata uang. Berpegang teguh pada perjanjian tetap menjadi posisi kami,” kata GasTerra kala itu.

Sebelumnya Moskow pun telah melakukan hal serupa ke Polandia, Bulgaria, dan Finlandia. Aturan penggunaan rubel diumumkan Presiden Rusia Vladimir sejak 1 April.

Menurut Badan Statistik Uni Eropa, Eurostat, sekitar 43% gas alam yang dikonsumsi setiap tahun di Uni Eropa (UE) dibeli dari Rusia. Sisanya didatangkan dari Norwegia, Timur Tengah, (AS) dan Afrika Utara.

Resmi Larang Minyak Rusia

Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa (UE) akhirnya bulat menyetujui larangan impor minyak Rusia. Namun ini tak secara keseluruhan, melainkan 2/3nya saja.

Hal tersebut dicapai Senin malam waktu setempat. Itu terlaksana setelah kompromi alot selama berminggu-minggu dengan Hongaria, yang selama ini menolak boikot.

Baca Juga   Sebaiknya Menghindar, Ini Deretan Kota Paling Berbahaya di Dunia

“Perjanjian untuk melarang ekspor minyak Rusia ke UE. Ini segera mencakup lebih dari 2/3 impor minyak dari Rusia, memotong sumber pembiayaan yang sangat besar untuk mesin perangnya,” cuit kepala Dewan Eropa Charles Michel selama KTT, dikutip AFP.

“(Ini) tekanan maksimum pada Rusia untuk mengakhiri perang.”

Embargo minyak ini adalah paket keenam dari banyaknya sanksi yang diberikan kawasan akibat serangan Rusia ke Ukraina. Rusia sendiri menyerang Ukraina sejak 24 Februari lalu dan menyebabkan krisis terbesar Eropa sejak Perang Dunia 2. (*/sef/cic)