SAAT INI banyak brand atau perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi semakin interaktif dengan masyarakat melalui media sosial. Bahkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan sebuah brand kini bisa dilihat salah satunya dari media sosialnya.
Seiring dengan semakin menonjolnya peran media sosial, kebutuhan akan seseorang yang ahli dalam mengelola media sosial juga semakin meningkat. Makanya saat ini biasanya sebuah brand akan memiliki spesialis media sosial tersendiri.
Meski sebagian orang sering menganggapnya sederhana, tetapi mengelola media sosial sebenarnya membutuhkan proses dan tidak bisa sembarangan. Hal itu juga yang dialami Social Media Associate Tokopedia yang mengelola akun Instagram @Inside Tokopedia.
“Saat membangun akun media sosial, hal pertama yang harus kita ketahui adalah tujuan dan harapan atau ekspektasi untuk masa depan. Dari informasi dasar ini, kita bisa mulai mencari referensi yang bisa kita gabungkan menjadi sebuah rencana yang utuh,” ujar Audrey dikutip dari situs resmi Tokopedia, Jumat (30/7).
Menurut Audrey, setidaknya ada enam tahapan yang harus dilakukan agar publik bisa menikmati konten di media sosial.
1.Riset
Hal terpenting yang hartus dilakukan adalah melakukan riset tentang isu-isu terkini sehingga konten yang diunggah mengikuti topik pembicaraan yang sedang hangat.
2. Pembuatan Ide
Pada tahap ini, seorang spesialis media sosial harus berpikir untuk mengemas topik tersebut menjadi sebuah konten yang menarik.
3. Membuat Konten
Konten itu bisa dibuat dalam bentuk tulisan maupun visual sebelum diunggah di media sosial. Jika sudah siap, konten bisa diunggah dan tentu dengan caption yang menarik.
“Saya tidak mengelola Inside Tokopedia sendirian, tetapi saya juga didukung oleh tim Creative, Studio, Employer Branding, dan Corporate Communications. Bersama-sama, kami melewati setiap tahap proses pembuatan konten,” kata Audrey.
Lebih lanjut Audrey menyebut mengingat prosesnya tidak sembarangan, seseorang yang bekerja di media sosial dituntut memiliki kreativitas dan kemampuan yang tinggi untuk membuat konten yang menarik bagi publik. Selain itu, kompetensi lain yang penting ialah keterampilan dasar copywriting dan storytelling serta rasa ingin tahu yang tinggi agar selalu bisa berhubungan dengan audiens.
Jika kualitas-kualitas di atas sudah terpenuhi, maka skil selanjutnya yang tak kalah penting adalah kemampuan menganalisis data menggunakan alat analisis khusus untuk menilai performa media sosial, seperti Social Baker. Ini penting untuk mengetahui apa yang disukai audiens dalam hal topik atau format konten.
“Selama kita memiliki kualitas di atas, siapapun dengan latar belakang pendidikan apapun bisa menjadi ahli di bidang media sosial,” pungkas Audrey yang lulusan arsitektur tersebut. (*/ncm/fay)