Sejarah Kelam Zionis Israel : Datang Sebagai Pengungsi, Kini Jadi Penindas

4. zionis | Buliran.com

DUNIA , bisa melihat secara jelas kebrutalan bangsa Yahudi di terhadap penduduk Palestina. Kekerasan tidak henti-hentinya terjadi dan seakan-akan selalu mereka cari.

Padahal, dahulunya para Yahudi tak bisa memiliki tempat tinggal dan mencari perlindungan. Mereka ditolak oleh berbagai negara Eropa, Kuba, Kanada bahkan .

Sampai akhirnya kehadiran mereka disambut baik oleh warga Palestina. Mereka diberi makan, perlindungan dan tempat tinggal dari penduduk setempat.

Tapi kini, seakan mereka merepresentasikan ironi ‘ susu dibalas air tuba'. Kebaikan warga Palestina diabaikan, bahkan seraya dibungkam oleh negara pendukung Israel.

Simak potret lawas pengungsi Yahudi saat tiba di Palestina, serta kisah selengkapnya berikut ini seperti dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (19/5).

4. Nakba Palestina | Buliran.com

Genosida Terbesar Akibat Pembantaian Masal

Holokaus atau The Holocaust adalah salah satu aksi genosida terbesar diawal abad ke-19. Kala itu Nazi begitu getol menggalakkan pembantaian masal terhadap komunitas Yahudi di seluruh wilayah Eropa. Terutama wilayah yang diduduki Nazi Jerman.

Tercatat sekitar enam juta orang atau dua pertiga dari total populasi Yahudi di seluruh Eropa yang dibantai oleh Nazi Jerman, di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.

Holokaus dikenal juga sebagai Shoah merupakan genosida penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II. Sejumlah tokoh dan orang berpendidikan kaum Yahudi dikabarkan dapat menyelamatkan diri pergi.

Sementara sisanya terkatung-katung mencari perlindungan ke sejumlah negara. Tapi tak ada satu pun yang mau menerima kehadiran pengungsi Yahudi kala itu.

“Salah satu pengusiran yang terkenal adalah insiden Kapal MS. St. Louis pada tahun 1939 yang membawa 907 pengungsi Yahudi. Mereka dipaksa kembali ke Eropa setelah ditolak Kuba, Kanada dan Amerika. Lebih dari 250 pengungsi kapal ini pada akhirnya tewas dalam peristiwa Holocaust,” tulis dalam keterangan akun Instagram @scaryjournal.

Baca Juga   Aturan Makan 20 Menit Jangan Sampai Jadi Lelucon

4.1 zionis | Buliran.com

Dulu Yahudi Memelas di Hadapan Palestina

Di Kapal MS. St. Louis terbentang spanduk besar bertuliskan permohonan memelas. Ia meminta tempat tinggal dan perlindungan kepada Palestina.

Potret lawas saat para pengungsi Yahudi tiba di Palestina dengan spanduk tersebut lantas viral. Tampak penduduk Palestina di pinggir pantai menyambut kehadiran kaum Yahudi.

“Antara tahun 1945 – 1947 Yahudi ke Palestina berlangsung. Pada tahun 1947, para pengungsi ini masuk ke wilayah Palestina mengharap belas kasihan dengan membentangkan spanduk bertuliskan, “The German destroyed our families and our homes – don't destroy our hopes” (Jerman telah menghancurkan keluarga dan rumah-rumah kami, jangan hancurkan harapan kami),” imbuhnya.

Ironi Air Susu Dibalas Air Tuba

Para pengungsi lantas mendapatkan makanan dan tempat tinggal yang layak dari penduduk Palestina. Tapi lihat kondisi saat ini, mereka seakan mengabaikan sejarah dan berani merebut paksa kedudukan negara Palestina.

“Di Palestina para pengungsi ini mendapatkan makanan, perlindungan dan tempat tinggal dari penduduk setempat. Namun ironi terjadi, air susu dibalas dengan air tuba,” sambungnya.

Saking brutalnya, belum lama ini militer Israel kedapatan melakukan penembakan terhadap jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh yang di kantor berita Aljazeera, pada Rabu (11/5).

Mereka seakan mengabaikan bahwa anggota pers harus dilindungi sebagai warga sipil. Dewan Keamanan Nasional PBB bahkan telah mengecam keras pembunuhan tersebut. Tapi hingga saat ini, banyak pihak yang bungkam.

Mendirikan Negara Atas Bantuan Amerika dan Inggris

Pada 14 Mei 1948, Israel mengukuhkan kemerdekaannya. Di tanggal itulah kaum Yahudi atas bantuan Amerika dan Inggris, padahal yang sebelumnya menolak kehadiran mereka. Mereka memproklamasikan kemerdekaan di atas tanah milik Palestina.

Baca Juga   Terlibat Pesta Sabu di Asahan : PAN dan PPP Sepakat Pecat Kadernya, Hanura dan Golkar Bagaimana?

Begitu kejam, mereka mulai menyerobot setiap sudut wilayah Palestina. Bahkan, dalam pernyataan kemerdekaannya tersebut, tak disebutkan batas wilayah kepemilikan atau perbatasan antara Israel dengan Palestina.

“Pada tanggal 14 Mei 1948, dengan dukungan Amerika dan Inggris serta pengesahan dari PBB para pengungsi Yahudi ini kemudian memproklamirkan berdirinya negara Israel di atas tanah milik bangsa Palestina tanpa menyebutkan batas wilayahnya,” pungkasnya.(*/mdk)