JAUH sebelum Liga 1 berlangsung, sepak bola Indonesia lebih dulu diwarnai dengan Liga Djarum Indonesia, Liga Bank Mandiri, hingga yang paling jauh adalah Liga Dunhill.
Saat era Liga 1, klub-klub legendaris yang dulu mewarnai kasta teratas, tak lagi menggigit. Mereka jatuh, terpuruk, dan seakan lupa untuk kembali ke habitat aslinya: kasta teratas.
Untuk kembali memutar memori tentang Liga Indonesia era lama, kami merangkum sembilan klub legendaris yang kini terdampar di Liga 3. Siapa saja mereka? Cek daftarnya di sini:
1. Gresik United
Klub pertama yang terdampar di kasta terbawah dalam struktur kompetisi di Indonesia adalah Gresik United. Klub hasil leburan Petrokimia Putra Gresik dan Persegres Gresik ini mengalami nasib sial dengan dua kali beruntun turun kasta. Pada 2017 main di Liga 1, 2018 terdegradasi ke Liga 3 dan hingga kini belum bisa kembali.
Gresik United mungkin menjadi klub paling apes, pasalnya mereka menjadi satu-satunya klub yang sempat juara Liga Indonesia yang kini terdampar di kasta terendah.
2. Deltras Sidoarjo
Kalian tahu Hariono? Betul, pemain Bali United dan Persib Bandung ini menimba ilmu pertama kali di Deltras Sidoarjo. Ia diboyong ke Persib Bandung bersamaan dengan Jaya Hartono, pelatih legendaris Deltras.
Serupa dengan Gresik United, Deltras Sidoarjo juga terdampar di kasta terendah. Klub yang bermarkas di Stadion Gelora Delta Sidoarjo ini mengalami kesialan dan hingga kini belum bisa kembali ke Liga 1.
Beruntung tahun ini mereka bisa menapak liga 2 setelah berhasil menembus semifinalis liga 3 putaran nasional tahun 2021.
3. Persitara Jakarta Utara
Persitara Jakarta Utara adalah satu dari sekian banyaknya klub yang dimiliki Jakarta. Mungkin orang-orang lebih mengenal Persija Jakarta, tetapi dulunya, Jakarta memiliki banyak klub, termasuk Persitara dan Persijatim Jakarta Timur yang kini telah berubah menjadi Sriwijaya FC.
Nah, Persitara Jakarta dulunya merupakan tim kuda hitam yang kerap menyulitkan klub-klub besar. Nama-nama seperti Tantan, Prince Kabir Bello, dan Rachmat “Poci” Rivai sempat menghiasi klub yang memiliki julukan Laskar Si Pitung tersebut.
4. Persibo Bojonegoro
Persibo Bojonegoro sempat melejit dan bermain di AFC Cup atau Piala AFC 2013 setelah menjadi juara Piala Indonesia 2012. Sayangnya, saat bermain di Piala AFC, Persibo justru menjadi bulan-bulanan dan terkena krisis finansial.
Kini, sama seperti Gresik United dan Deltras, Persibo terjerembab di Liga 3 Zona Jawa Timur dan belum ada tanda-tanda klub berjuluk Laskar Angling Dharma ini kembali ke kasta teratas.
5. Persekabpas Pasuruan
Persekabpas Pasuruan adalah bukti nyata dari adanya istilah One Season Wonder di Indonesia. Bukan sekadar pemain, melainkan klub. Persekabpas era pertengahan 2000-an adalah klub kuda hitam yang sempat mengejutkan.
Turunnya Permendagri no, 13 tahun 2006, yang direvisi menjadi Permendagri no. 21 tahun 2011 membuat Persekabpas limbung. Dalam keputusan tersebut, klub-klub Indonesia tak lagi mendapatkan suntikan dana dari pemerintah.
6. Persiwa Wamena
Tanah Papua sempat memiliki banyak klub hebat. Selain Persipura Jayapura, ada pula nama Persidafon Dafonsoro dan Persiwa Wamena. Klub yang terakhir disebut, Persiwa, bahkan pernah bermain di Piala AFC 2010. Mereka pun sempat menjaid runner up Liga Indonesia 2008 di bawah Persipura.
Nasib naas mengiringi perjalanan Persiwa. Mereka turun kasta pada 2014 dan sempat promosi ke kasta teratas pada 2015. Sayangnya, mereka tak memenuhi verifikasi dan tetap berada di kasta kedua. Kini, mereka berkutat di Liga 3.
7. Persikota Tangerang
Selain Persita Tangerang, Tangerang sempat memiliki Persikota Tangerang. Kedua klub ini bermarkas di Stadion Benteng Tangerang. Nama-nama seperti Aliyudin dan Salim Alydrus sempat bermain di klub yang memiliki julukan Bayi Ajaib tersebut.
Nasib Persikota berubah drastis semenjak adanya Permendagri no, 13 tahun 2006, yang direvisi menjadi Permendagri no. 21 tahun 2011. Kini, mereka terkatung-katung di Liga 3.
Meski saat ini kendali Bayi Ajaib diambil alih oleh artis Prilly Latuconsina, namun sejauh ini belum mampu menggerek prestasi Persikota Tangerang ke divisi di atasnya.
8. PSP Padang
Tim berjuluk Pandeka Minang ini dulunya adalah sebuah tim elit yang saling bahu membahu bersama PS Semen Padang mengharumkan nama Sumatera Barat di pentas sepakbola nasional.
Belakangan taji Pandeka terluka dan tak mampu keluar dari kubangan Liga 3 meski hanya untuk wilayah Sumatera Barat.
Padahal, PSP Padang memiliki reputasi bagus dan lumayan disegani di masa lalu, bahkan laga derbi kontra Semen Padang termasuk salah satu yang paling dinantikan oleh para suporter di Liga Indonesia medio 1990-an.
Sekadar mengingatkan, PSP Padang tercatat pernah menancapkan eksistensi di kompetisi kasta tertinggi pada musim-musim awal era profesional pasca-peleburan Perserikatan dan Galatama. Mereka promosi dari Divisi I ke Liga Kansas 1996-1997.
Kehadiran PSP Padang menambah kebanggaan suporter asal Kota Gadang yang telah lebih dulu menggandrungi Semen Padang, tapi sayangnya kedua tim mesti terpisah di babak wilayah, satu di Grup Barat dan lainnya di Grup Tengah, sehingga Derbi Padang urung terjadi musim itu.
Di Liga Kansas 1996-1997, PSP Padang tidak mau kalah gereget dari klub lain yang berlabel raksasa. Mereka diketahui merekrut Trio Brasil eks Semen Padang, yaitu Antonio Claudio, Brazio, dan Claudio Luzardi.
9. PSB Bogor
PSB Bogor (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Bogor) adalah sebuah Klub Sepak Bola Indonesia yang berbasis di Bogor. Saat ini mereka bermain di Liga homebase mereka adalah Stadion Pajajaran.
PSB Bogor menjadi salah satu klub paling tua yang berasal dari Bogor. PSB Bogor sudah berdiri sejak tahun 1950.
Klub yang bermarkas di Stadion Pajajaran ini seharusnya mengikuti Liga 3 2019 dari Asprov PSSI Jawa Barat. Namun masalah finansial membuat PSB Bogor dicoret dari keikutsertaannya di Liga 3 2019.
Sudah 3 musim ini PSB Bogor berkutat dengan Liga 3. Sebelum era Liga 3, PSB Bogor belum menunjukkan prestasi yang mentereng.
Padahal klub berjuluk Laskar Pakuan ini pernah diperkuat oleh pemain seperti Bako Sadissou, Tugiyo, hingga Ellie Aiboy. ***